Upaya Dimo Membesarkan Pasar Fintech

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan e-Commerce dan penetrasi internet di Indonesia, maka bisnis teknologi finansial atau financial technology (fintech), juga makin menggeliat. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara misalnya, sempat mengungkapkan optimistismenya terhadap bisnis e-Commerce di Indonesia. Menurutnya, nilai bisnis e-commerce tahun ini di Tanah Air mampu mencapai US$ 30 miliar.

img_20160923_195

Begitu juga dengan penetrasi internet di Indonesia. Merujuk data Nielsen, jika tahun 2014 penetrasi internet di Indonesia baru mencapai 34%, maka tahun 2015 dan 2016, angkanya terus melonjak, yakni menjadi 34% dan 39%. Bahkan, mereka yang mengakses internet lewat mobile juga terus meningkat, seiring dengan bertumbuhnya pasar smartphone di Indonesia. Nielsen menyebutkan bahwa penggunaan internet melalui mobile pada tahun 2014 mencapai 23%. Persentasenya terus melonjak di 2015 dan 2016, yakni menjadi 29% dan 36%.

Tak mengherankan, jika bisnis berbasis fintech pun mulai marak di Indonesia. Meskipun di Indonesia nilai bisnisnya masih belum pasti, namun agresivitas para pelaku bisnis fintech mengindikasikan bahwa pasarnya tercatat sangat menggiurkan. Sebut saja, para pemain seperti Dimo, CekAja, UangTeman, Pinjam.com, hingga CekPremi, yang sampai saat ini massif menggarap pasar Indonesia.

Dimo sebagai pemain fintech yang hadir di Indonesia sejak satu setengah tahun yang lalu, juga melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat menjanjikan. "Kendati pembayaran non tunai atau cashless masih sangat rendah di Indonesia, namun tingginya populasi generasi milenial yang notabene 'melek' digital merupakan potensial market bagi bisnis fintech. Selain itu, kami juga sudah punya captive market berupa 15 juta pemegang kartu kredit dan 30 juta pengguna debit card di Indonesia," yakin CEO Dimo Brata Rafly.

Keyakinan Brata tentu bukan tanpa alasan. Mengingat, Dimo memiliki diferensiasi sekaligus added value yang ditawarkan kepada stakeholder-nya. Yakni, perbankan atau perusahaan yang memiliki pembayaran berbasis digital, para pemilik merchant, dan konsumen atau end user yang sebagai pengguna alat pembayaran digital.

"Kami memanfaatkan teknologi QR (Quick Reaponse) code sebagai proses pembayaran dari sebuag transaksi. Fitur yang kami sebut Pay by QR, caranya sangat mudah. Cukup menggunakan perangkat mobile phone, memiliki aplikasi mobile banking mana saja yang memang menjadi mitra Dimo, pilih Pay by QR, scan, dan selesai," terang Brata.

Sejatinya, Pay by QR makin memudahkan konsumen dalam berbelanja. "Mereka tidak perlu bawa uang tunai maupun kartu untuk bertransaksi. Namun, cukup punya dana di dompet digital, pembelanja hanya scan QR Code produk yang ingin dibeli yang ada pada QR Store atau tayang pada iklan di media cetak, katalog, papan reklame, vending mechine atau yang lainnya. Produk pun siap diantar atau diambil di Pop Box yang tersebar di berbagai lokasi publik seperti stasiun," lanjutnya.

Bagi perbankan, tentu saja dengan bergabung dengan Dimo, katanya, potensi mereka menumbuhkan kinerja produk mobile banking mereka akan makin besar. Sebab, Dimo telah memiliki banyak merchant yang bergabung. Saat ini sudah ada 2.000 merchant yang bekerja sama dengan Dimo, dimana 80%-nya adalah segmen F&B (Food and Beverages). Padahal, tahun lalu jumlah merchant yang bergabung dengan Dimo baru 100 merchant.

"Saat ini, ada lebih dari 10 partner perbankan atau perusahaan yang memiliki produk digital keuangan, yang sudah bergabung dengan kami. Mereka adalah Uangku dari Smartfren, Simobi dari Bank Sinarmas, Dompetku dari Indosat Ooredoo, t-money dari Telkom, dan Pay Access yang merupakan e-wallet yang menyasar segmen komunitas," terang Brata, yang menyebutkan dalam waktu dekat BNI, Bank Mega Mybank, dan DOKU Wallet akan menjadi partner Dimo.

Diakui Brata, untuk mengembangkan ekosistem fintech, dibutuhkan sinergi dengan seluruh perbankan, perusahaan yang menawarkan layanan digital keuangan, serta para merchant. Dengan demikian, edukasi dapat lebih cepat dilakukan kepada masing-masing pelanggan, yang notabene menjadi pengguna layanan digital keuangan.

"Upaya edukasi ke end user dan meyakinkan para mitra untuk bergabung itulah yang kini tengah Dimo lakukan. Sebagai langkah awal adalah men-drive karyawan Dimo dan karyawan seluruh partner untuk menggunakan pembayaran lewat Pay by QR," tutup Brata yang mengatakan bahwa saat ini teknologi Pay by QR juga telah digunakan untuk berdonasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)