Di tengah ekspansi besar-besaran peritel online dari dalam dan luar negeri (Alibaba, JD.com, dan lain-lain), pada November tahun lalu Lippo Group malah menutup online marketplace MatahariMall.com dan meleburkannya ke dalam Matahari.com. Dengan strategi ini, Lippo mempersempit target pasarnya dengan hanya menggarap pasar fesyen.
Matahari.com kemudian direvitalisasi dan akan dihadirkan dalam bentuk aplikasi mobile. Sebelum mengomunikasikan rebranding Matahari.comtersebut, Lippo menyatakan akan memastikan tidak ada gangguan pada pengalaman berbelanja konsumen di Matahari.com yang sejatinya sudah hadir sejak lama sebagai perpanjangan tangan Matahari Department Store (MDS). Bedanya dengan MatahariMall, Matahari.com hanya menjual produk-produk fesyen yang ada di gerai MDS.
Consumer Behavior Expert Yongky Susilo menilai kegagalan bisnis MatahariMall.com itu antara lain karena mallonline ini tidak memiliki diferensiasi. “Melihat cara bermain e-commerce, secara umum hampir semua sama. Tak terkecuali MatahariMall. Mereka banting-banting harga tidak berkesudahan, ingin mendapat transaksi dengan cepat dan banyak dalam waktu singkat atau istilah-nya berdarah-darah karena ingin meningkatkan value perusahaan, strategi seperti ini bagi perusahaan hanya tinggal menunggu waktu,” katanya dalam jawaban singkat via Whatsapp kepada MIX.
“Diskon berdarah ini melibatkan hampir banyak e-commerce. Jadi selain MatahariMall, mungkin akan ada korban lain dalam 'permainan' seperti ini. Sebetulnya ritel itu simple, yaitu menjual barang dengan harga lebih tinggi dari harga beli dan cost. Jika melawan rule itu ya habis, bukan kelihatannya jenius. Jadi semua tergantung supply keuangan. Supply 'darah' habis, ya usaha pingsan dan habis juga,” ungkapnya. Menurut catatan MIX, sampai akhirnya Lippo melakukan downsizing bisnis MatahariMall.com, tidak ada lagi suntikan dana segar dalam jumlah besar kepada e-commerce ini.
Yongki menyarankan, pemain e-commerce benar-benar kreatif selama membangun users base dan program-programnya. Bermain di harga, katanya. ada batasnya. Permainan harga seperti yang dilakukan online store sangat berbahaya dan termasuk merugikan pedagang tradisional dan lainnya. “Kalau hanya mengandalkan permainan harga tanpa kreativitas, akan sulit bagi e-commerce untuk bisa bertahan dan berkembang secara konsisten,” ujarnya.
Jadi, menurut Yongky, e-commerce harus menggunakan advantage-nya untuk menciptakan perdagangan yang lebih baik. Misalnya, dengan 24 jam marketing, menawarkan transaksi lebih cepat dan mudah, dan cost bisa lebih rendah karena cut labor dan rental space. Dengan upaya seperti ini, profite-commerce bisa jadi lebih solid,” terang Yongky.
Lippo Group resmi masuk ke bisnis e-commerce dengan meluncurkan MatahariMall.com pada 9 September 2015 dengan menyuntikkan investasi sebesar US$500 juta dollar AS atau sekitar Rp 7 triliun saat itu. MatahariMall.com kala itu diharapkan berkembang menjadi e-commerce penggerak ekonomi Indonesia.
Sebagai e-commerce, konsep awal MatahariMall.com sebenarnya sudah cukup kuat yaitu marketplace yang pertama kalinya memperkenalkan kapabilitas online to offline (O2O). Ini adalah pembeda Mataharimall.com dengan e-commerce lain. Dengan memanfaatkan jaringan ritel Matahari Department Store, konsumen yang melakukan transaksi di MatahariMall.com bisa mengambil barang pesanan mereka langsung di gerai Matahari.
Selain itu, konsep MatahariMall.com juga cukup unik dan kreatif dalam menjangkau konsumen, salah satunya dengan memperkenalkan e-locker, yaitu sebuah loker yang diletakkan di titik tertentu sebagai tempat pengambilan pesanan pelanggan. Agar bisa mengakses loker tersebut pelanggan diberi sebuah kode khusus.
Sama seperti e-commerce lain, MatahariMall.com juga menjual beragam produk. Mulai dari fesyen, teknologi digital, elektronik, buku, kebutuhan sehari-hari, hingga tiket nonton. Untuk ketersediaan barang, e-commerce juga menyiapkan gudang dengan luas 10.000 meter persegi di bilangan Cililitan, Jakarta, untuk menampung barang-barang yang dijual. Selain itu, ada juga barang yang dikirim langsung oleh seller ke pelanggan dengan menggunakan jasa kurir.
CEO MatahariMall.com Hadi Wenas saat itu mengatakan bahwa target perusahaan adalah ingin memperkenalkan pengalaman belanja yang berbeda di MatahariMall.com ke seluruh konsumen di Indonesia di segala umur dan kalangan. Selain itu, MatahariMall.com juga hadir dengan tujuan untuk menguatkan UKM di Indonesia.
Selama kurang lebih tiga tahun, MatahariMall.com konsisten menjalankan bisnisnya. Sampai pada November 2018 lalu, Matahari Department Store mengumumkan dalam siaran pers-nya bahwa MatahariMall.com resmi berubah nama menjadi Matahari.com dan akan fokus ke e-commerce fesyen.
Dalam siaran pers itu, Lippo menyebutkan bahwa perubahan ini juga sebagai upaya untuk mengembangkan kapabilitas omnichannel perusahaan dan untuk melayani konsumen dengan lebih baik di bawah satu merek, satu perjalanan, dan satu pengalaman konsumen. Dengan strategi ini, Lippo akan memastikan bahwa baik Matahari Department Store dan Matahari.com akan bersinergi melalui keberadaan jaringan gerai fisik yang tersebar secara nasional.
Satu pengalaman di bawah Matahari.com diklaim memungkinkan dua keahlian dan pengalaman untuk bergabung menjadi satu, di mana MatahariMall.com dengan teknologinya dan Matahari.com dengan keahlian ritel fashion Matahari Department Store.
Sementara itu, sumber MIX yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bahwa perubahan tersebut selaras dengan keinginan dan kebutuhan customer MatahariMall yang mayoritas memang membeli produk fesyen. Jadi, katanya, strategi ini sebetulnya adalah upaya Matahari menyesuaikan diri dengan obsesi customer MatahariMall dengan produk fesyen.