“Satu-satunya hal yang tetap adalah perubahan.”
Kata-kata populer ini sungguh relevan jika kita membicarakan industri media beberapa tahun terakhir. Menurut Executive Director dan CEO International News Media Marketing Association (INMA) Earl J Wilkinson, justru inilah saat yang paling menarik dalam sejarah industri media.
Sebagai konduktor dan facilitator dalam berbagi pengalaman antaranggota INMA, yang saat ini mencapai 6.800 eksekutif dari 600 perusahaan media di 80 negara, Earl diyakini memiliki insight tentang apa yang terjadi di industri media dan apa yang dilakukan perusahaan media yang terbukti sukses dalam mengarungi lautan perubahan di industri ini.
Di industri surat kabar, misalnya, Earl mengamati banyak penerbit tidak lagi melihat surat kabar semata-mata sebagai produk media cetak. Mereka melakukan transformasi menjadi perusahaan media yang menghasilkan produk jurnalisme dan menyajikannya dalam berbagai platform, serta menjalin engagement dengan audiens sepanjang 24 jam sehari 7 hari seminggu.
Transformasi value proposition ini menuntut perubahan mindset pekerja media dari semula menjual space di media cetak menjadi menjual jasa pemasaran untuk meraih audiens yang lebih luas.
Bagaimana dengan tren konsumsi media? Menurut Earl, pada saat ini, justru lebih banyak orang mengonsumsi berita dibandingkan pada masa lalu, tetapi mereka melakukannya secara digital. Oleh karena itu, makin banyak perusahaan media mulai berada pada situasi ketika lebih dari setengah konten digital mereka dikonsumsi melalui mobile device.
Sampai 2020, diprediksi akan ada 3 miliar orang lagi yang akan terkoneksi ke internet karena akses ponsel pintar. Secara demografis, mereka termasuk dalam segmen CDE. Dalam jangka panjang, hal ini tentu saja menjadi peluang bagi perusahaan media.
Keunggulan tersendiri media cetak
Media cetak tetap memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan media lain, tetapi harus mampu tampil dalam bentuk yang berbeda dari sebelumnya. Di sebagian besar tempat di belahan dunia ini, audiens dengan tingkat engagement paling tinggi tetap di media cetak.
Earl menggambarkan media cetak sebagai “an emotional, deeply engaging medium, that reaches a very passionate audience – passion for the information, passion for the advertising, passion for the platform”.
Masyarakat di atas usia tertentu dan mapan secara ekonomi, membaca media cetak. Kalangan yang dikenal sebagai the influencers membaca media cetak lebih banyak dibandingkan pada masa lalu, justru pada era tingginya tingkat lalu-lalang percakapan digital seperti sekarang ini.
Page: 1 2
MIX.co.id - PLN Icon Plus turut mendukung "Local Government Blockchain Forum & Festival 2024", yang…
MIX.co.id - Indosat Ooredoo Hutchison akan menggelar “Indonesia AI Day 2024”, pada 14 November 2024…
MIX.co.id – Melanjutkan komitmennya untuk menjaga komunitas tetap aman dari paparan misinformasi, TikTok mengajak What…
MIX.co.id – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menghadapi tantangan pada tata kelola dan ketidakpastian hukum.…
MIX.co.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, sebagai mitra strategis pemerintah dalam pengembangan ekonomi…
MIX.co.id – Serangan terhadap Pusat Data Nasional telah mengungkap kelemahan serius dalam sistem pertahanan siber…