MEREKRONSTRUKSI PERSEPSI CANTIK

Konstruksi perempuan cantik yang dibentuk industri kosmetik dan jagad hiburan selama puluhan tahun telah menjadi sasaran protes kalangan akademisi melalui riset-risetnya yang mewakili isi hati para perempuan sedunia. Kini brand beramai-ramai merekronstruksi persepsi cantik yang terlanjur mereka buat itu.

Setelah sebelumnya memilih wanita-wanita berkulit terang berambut panjang –Annisa Pohan, Maria Renata, Ida Iasha, tahun ini Olay Total Effects menjatuhkan pilihan pada Tara Basro, sineas berkulit sawo matang khas Indonesia dan berambut cepak sebagi brand ambassador.

Tara yang mengawali karier sebagai model ini mulai diperhitungkan di dunia seni peran sejak berhasil memenangkan FFI 2015 sebagai Aktris Utama Terbaik lewat film “Copy of My Mind”.

Tak hanya kisah suksesnya secara profesional, Tara juga dijadikan cermin sebagai wanita dengan memiliki kepercayaan diri tinggi, punya gaya hidup modern yang seimbang, rutin berolahraga dan menyukai banyak petualangan.

"Kami ingin terus mendorong para perempuan di Indonesia untuk berani tampil percaya diri dengan diri mereka sendiri," demikian pengantar dari Brand Communication Manager P&G Indonesia Febrina Herlambang pada event launching tersebut.

Sesuai fungsi brand ambassador, Tara tampaknya telah dipercaya oleh Olay untuk menjadi role model audiens yang ingin dituju. Kepribadiannya yang penuh kepercayaan diri, atributnya sebagai penggemar berbagai kegiatan luar ruang diharapkan bisa memberi inspirasi agar target market tidak takut terpapar sinar matahari karena Olay sedah memberi perlindungan.

Tara masuk membawakan pesan bahwa di balik semua aktivitasnya, ia tidak pernah lupa untuk merawat keindahan kulit. Ia mengatakan bahwa memiliki warna kulit yang lebih gelap, jangan menjadi alasan wanita untuk malas merawat kulit, karena wanita itu pada dasarnya cantik. Dan kunci perawatan adalah dengan mengetahui produk yang tepat untuk memenuhi kebutuhan kulit masing-masing.

“Saya selalu memulai hari dengan Olay Total Effects Cleanser untuk mencuci muka, kemudian memakai Olay Total Effects Pore Minimizing Toner lalu Olay Total Effects Day Cream sebelum mengaplikasikan makeup. Lalu, setelah seharian beraktivitas, sebelum tidur saya memakai cleanser dan toner, terakhir ditutup dengan Olay Total Effects Night Cream,” ujarnya memaparkan product knowledge Olay lengkap dengan ritual comsumtion-nya.

“Hasilnya sungguh luar biasa, bukan hanya membantu menyamarkan garis halus pada wajah, tetapi kulit juga jadi terlihat lebih cerah, lho!” lanjutnya. Pesan ini banyak dikutip utuh oleh para blogger kecantikan yang diundang P&G dalam acara tersebut, bahkan juga oleh beberapa media online.

Pemilihan Tara dan dukungan Olay kepada perempuan Indonesia untuk menjalani kehidupan dengan suka cita, memperlihatkan Olay mereka sudah maju satu langkah dalam memaknai definisi kecantikan bagi wanita. Beberapa brand ambassador Olay sebelumnya, jika Anda masih ingat, adalah representasi cantik melalui sosok putih dan berambut panjang seperti Anissa Pohan dan Maria Renata.

Konstruksi perempuan cantik yang dibentuk di tangan industri kosmetik dan jagad hiburan itu, selama beberapa tahun terakhir telah menjadi sasaran protes dari beberapa kalangan akademisi melalui riset-risetnya yang mewakili isi hati para perempuan sedunia.

Konstruksi cantik bagi dunia industri, dikritisi sebagai sekadar komodivikasi untuk meningkatkan omset penjualan, menaikkan tiras media dan meningkatkan jumlah penonton guna meraup keuntungan.

Konsep kecantikan yang dikonstruksi oleh media pada era yang berorientasi visual seperti saat ini, membuat masyarakat harus berhadapan dengan berbagai persoalan penyesuaian tubuh atas zaman dan selera yang sedang berubah.

Peneliti dari Valdosta State University, Georgia, dan The University of Nebraska-Lincoln, Amerika Serikat pada 2013 menghitung ada 289 halaman majalah yang dipenuhi iklan atau kampanye kecantikan pada 7 majalah paling populer di Amerika Serika selama bulan April tahun itu.

Bentuknya bisa berupa iklan atau kampanye kecantikan berupa make-up, perawatan kulit, wewangian, perawatan rambut, dan cat kuku. Namun, sayangnya, hal tersebut tidak sepenuhnya berhasil karena semakin lama daya kritis calon konsumen semakin tinggi hingga makin selektif pula dalam memilih produk kecantikan.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)