“Berbagai tujuan bisa dicapai dengan mobile ad, mulai dari memperkenalkan sebuah campaign, sampai dengan menghasilkan penjualan,” terangnya. Target masyarakat yang dapat dijangkau melalui mobile ad sangat luas, yakni para pengguna smartphone (smartphone user). Saat ini di Indonesia ada lebih dari 250 juta koneksi dan 100 juga smartphone user.
Banyak dan variatif mobile ad yang sudah di-create Unilever. Mobile ad Pond's, Dove, Sunsilk, atau Clear, misalnya kerap tampil sebagai banner ad saat membuka laman atau situs tertentu. Ada pula mobile ad yang tampil berformat video berdurasi singkat. Sekilas iklan cukup mengganggu, namun user dapat menghapus dengan cara mengklik tanda silang (close) atau skip.
Mobile ad yang sukses adalah yang memberikan pesan atau manfaat yang sesuai dengan keinginan konsumen, sedangkan bagi pengiklan, memberikan hasil berupa action atau konversi pembelian yang besar sehingga kampanye efektif dan efisien.
Lebih lanjut, keberhasilan sering diukur dengan objektif yang ditentukan di awal. Apabila mobile ad ditujukan untuk kegiatan sampling, dan berhasil mengumpulkan banyak konsumen yang tertarik sehingga memberikan return yang baik, berarti kinerjanya memang bagus. Hal ini ditentukan oleh banyak hal, sehingga perlu juga dilakukan pengetesan beberapa versi untuk mengetahui versi yang paling mengena.
Disingung soal keberadaan mobile ad yag merupakan turunan dari kampanye di format media konvensional seperti TVC, pihaknya tidak menampik. Dia mengaku, ada kalanya mobile ad itu juga bagian dari campaign digital. Berbagai cara dipakai untuk mengadaptasinya. Namun yang paling penting adaptasi tersebut harus sesuai dengan perilaku konsumen dalam mengkonsumsinya di platform tertentu.
“Mobile ad bisa efektif, dengan catatan, memaksimalkan potensi untuk menciptakan relevansi bagi konsumen, dan sedapat mungkin mengedepankan relevansi terhadap konsumen, sehingga mereka lebih tertarik untuk berinteraksi.,” tandas Eka Sugiarto.