Sampai saat ini, kereta api masih menjadi primadona bagi para penumpang, terutama mereka yang ingin pulang kampung jelang Lebaran. Bahkan, untuk segmen korporat, kereta telah menjadi alternatif logistik yang efektif. Demi menjawab kebutuhan kedua segmen itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) pun mengedepankan strategi Service Oriented. Seperti apa?
Kereta api menjadi moda transportasi pilihan utama masyarakat lantaran perjalanannya yang bebas kemacetan, tepat waktu, aman, nyaman, dan harga tiketnya cenderung terjangkau. Berbanding lurus dengan peningkatan layanannya, jumlah peminat kereta api pun terus bertambah.
PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) mencatat tidak kurang dari 77 juta konsumen menggunakan kereta api sepanjang tahun 2017. Jumlah ini meningkat 10% dibandingkan dengan tahun 2016. Tahun ini, jumlah konsumen yang menggunakan jasa angkutan kereta api diprediksi mencapai 81 juta konsumen atau meningkat sekitar 5%. Tidak mengherankan jika kemudian PT KAI menyebut, sebagian besar tiket kereta api untuk arus mudik dan arus balik Lebaran 2018 sudah ludes terjual lantaran peminatnya sangat besar.
“Kereta api menjadi pilihan utama masyarakat karena lebih aman (safety),” papar Mukti Jauhari selaku Corporate Deputy Director Passenger Transport Marketing & Sales PT KAI.
Realisasi angkutan penumpang kereta api yang melebihi target mencerminkan kebutuhan akan jasa kereta api yang besar. Tidak hanya penumpang, tapi juga mengangkut barang. Moda kereta api berperan untuk menurunkan biaya logistik nasional mengingat daya angkutnya yang besar akan menghasilkan efisiensi dari economic of scale dengan sistem jaringan kereta api yang berinterkoneksi dengan simpul bandara, pelabuhan dan kawasan industri.
Pengangkutan barang (parcel) dengan kereta api lebih efektif karena menggunakan rangkaian gerbong dengan daya angkut yang besar. Sekali perjalanan, kereta api api mampu mengangkut 3.000 ton barang.
“Untuk angkutan barang, sedapat mungkin diangkut menggunakan kereta api, tidak melalui jalan raya karena untuk mengurangi kemacetan,” ia menjelaskan. Misalnya di Sumatera, kereta api digunakan mengangkut batubara, sedangkan di Jawa untuk angkut parcel.
Pertumbuhan penduduk berkorelasi erat dengan mobilitas warga masyarakatnya. Untuk mengantisipasinya, PT KAI terus melakukan peningkatan layanan dengan cara mengoperasikan rute baru, seperti Cilacap-Solo (KA Wijaya Kusuma) yang mulai dioperasikan pada September 2017.
Diluncurkannya KA Wijaya Kusuma untuk memenuhi permintaan masyarakat di wilayah Cilacap agar PT KAI membuka rute Cilacap- Jogja-Solo.
Baru-baru ini juga dioperasikan KA Solo Ekspres yang melayani rute Solo-Kutoarjo. Selama perjalanan sekitar dua jam dari stasiun Solobalapan menuju stasiun Kutoarjo, penumpang dapat menikmati fasilitas berupa AC, TV, stop kontak, dan toilet. Termasuk pula fasilitas bagi penumpang berkebutuhan khusus dengan disediakannya area untuk penumpang berkursi roda di kereta.
Diakui, sejumlah lintasan rel sisi selatan Jawa masih single track yang mengakibatkan frekuansi perjalanan kereta api terbatas seperti pada rute Purwokerto-Kutoarjo. Untuk mengatasinya, PT KAI berharap tahapan pembangunan jalur ganda (double track) oleh Dirjen perkeretaapian pada sejumlah ruas selatan seperti segmen Cirebon-Kroya, Kroya-Kutoarjo, Jogja-Madiun-Surabaya dapat segera selesai.
Meningkatnya pengguna jasa penerbangan udara, membuat PT KAI...