Inovasi yang sama juga harus dilakukan di industri media maupun periklanan. Ia pun menunjukkan bagaimana belanja iklan di digital bertumbuh sangat tinggi dibandingkan iklan di TV. Bahkan, kini nilai belanja iklan keduanya di global sudah sama di tahun 2016. Hal itu terjadi karena rata-rata per hari orang mengkonsumsi konten di TV dan internet sudah tidak jauh beda. Jika orang mengkonsumsi TV tiap harinya mencapai 167 menit pada tahun 2017, maka konsumsinya di internet juga sudah mencapai 149 menit. Bahkan, tahun 2018, konsumsi orang di kedua media itu diprediksi hampir sama, yakni 164 menit di TV dan 157 menit di internet.
Semua itu terjadi tak lepas dari perkembangan teknologi. "Dengan perkembangan teknologi seperti sekarang yang powerful, maka etika, nilai, dan kemanusiaan menjadi lebih krusial dari sebelumnya. Pertanyaannya adalah jika saat ini perangkat mobile adalah otak eksternal kita, apakah konektivitas menjadi agama baru kita?" tanya Gerd kepada hadirin.
Menurutnya, tantangan terbesar yang harus dihadapi saat ini adalah bukan karena mesin mampu mengambil alih semuanya. "Akan tetapi, tantangan terbesarnya adalah karena kita terlalu begitu menyukai teknologi atau mesin. Akibatnya, data memang menjadi hal baru bagi perusahaan yang mampu mendorong kapitalisasi market," tegasnya.
Sayangnya, diyakini Gerd, teknologi tidak memiliki etika. Lantaran, media bersifat manusiawi, sedangkan teknologi hanya sebuah tools atau perangkat. "Untuk itu, masa depan media, marketing, dan advertising adalah salah satu jenis alchemy (alkimia) dari humanity dan teknologi," ucapnya.
Gerd pun meyakini bahwa ke depannya segala hal yang dapat didigitalisasi atau di-automated akan menjadi unless humanis. Sedangkan segala hal yang tidak bisa digitalisasi atau di-automisasi menjadi sangat bernilai.