Strategi ketiga, LaSalle College merilis platform digital “Lab Mo-de Indonesia” (LMDI atau Lab Mo-De), versi beta. Ditegaskan Thamrin, platform tersebut dapat diakses melalui alamat situs www.labmode.fashion. “Platform ini dikembangkan untuk menggabungkan fitur 5-in-1, yakni konten berita, riset, direktori, lowongan, dan inkubasi. Untuk versi beta, kami akan menghadirkan dua fitur, yakni Riset dan Berita,” lanjutnya.
Ditambahkan Elizabeth Raisa, Pendiri LMDI yang juga dosen di LaSalle College Jakarta yang akrab disapa Rice, LMDI akan menjadi “denyut nadi” yang vital bagi industri mode di Tanah Air. “Sebab, dari fakta-fakta riset yang telah dilakukan, para penggiat dan pelaku di industri ini dapat mencari solusi dan inovasi baru yang bukan sekadar mengikuti. Akan tetapi, mencetuskan sesuatu yang baru,” tegasnya.
Misi awal dihadirkannya LMDI, kata Rice, bukanlah sekadar platform media, arisp, maupun yellow pages versi industri mode Indonesia. “Sampai saat ini, industri mode tidak pernah dianggap secara serius. Tidak ada jenjang strata Sarjana-1, melainkan hanya D-3 yang diberikan untuk desain adibusana (Fashion Design) dan manajemen bisnis fesyen (Fashion Business). Belakangan ini, baru diberi D-4. S1 satu-satunya dalam industri ini hanyalah jurusan Kriya Tekstil,” tukasnya.
Rice pun menyarankan kepada Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bahwa mode sebagai subsektor yang mengkontribusikan GDP kedua terbesar di tahun 2016 diharapkan tidak sekadar mendukung soft cultural power, penjualan, center of muslim fashion city branding, dan lainnya. “Sebab, infrastruktur laboratori untuk mode di Indonesia masih tidak memadai, jika dibandingkan dengan New York lewat Fashion Institute of Technology, London dengan Central Saint Martins, maupun Tokyo dengan Bunka dan UNIQLO Lab-nya. Tanpa adanya infrastruktur dan dukungan ke ranah sains dan iptek, maka industri mode hanya sekadar mimik atau mengikuti tren dunia tanpa berinovasi,” terangnya.
Ke depan, tepatnya di awal tahun 2018, dikatakan Rice, LMDI akan menggelar International Fashion Business Conference yang pertama di Indonesia. “Konferensi ini akan membahas isu-isu terkini di dunia fasyen, yang dilihat dari kacamata bisnis. Dengan kata lain, menggabungkan kreativitas desain dan perencanaan bisnis serta keuangan yang tepat, dapat menghasilkan produk fesyen yang berkelanjutan sekaligus menguntungkan. Pada kesempatan itu, akan ada full version LMDI launch dan kelima fitur akan diaktifkan serta sistem keanggotaan akan diimplemtasikan,” tutupnya.