Tantangan Bisnis
Konten video di ranah digital kini menjadi fenomena baru di tengah-tengah masyarakat khususnya kalangan muda. Video Ad bahkan menjadi strategi komunikasi pemasaran baru yang cukup efisien. Menurut prediksi Cisco, pada 2020 75% mobile traffic akan didominasi oleh video. Selain itu, Johanna Tzur, CMO James Allen, mengakui adanya peningkatan 1,7 kali lipat dari mobile traffic dibandingkan menggunakan Carousel ads. Dari sisi perusahaan, James Allen berhasil meningkatkan penjualan hampir dua kali lipat melalui konten-konten video kreatif yang ditayangkan secara online dibandingkan dengan menggunakan iklan di TV.
Namun, aspek yang seringkali terabaikan adalah kualitas konten video yang diproduksi untuk bisa mendapatkan respon yang positif. Nyatanya perusahaan perlu mempertimbangkan komponen yang dapat menarik audiens untuk melihat, sebelum dia memberikan respon. Di sisi lain, konten yang baik harus mewakili isu tren serta hal-hal bersifat menghibur yang dekat dengan masyarakat.
Salah satu penerapan konten video menarik yang tengah naik daun saat ini adalah konsep yang digagas oleh Vivo Indonesia melalui kampanye digital Vivo V5s dengan tagar #BAPR #PerfectSelfie. Kampanye ini berhasil memanfaatkan berbagai kanal digital secara efektif dari mulai Website, YouTube, hingga media sosial Instagram, Twitter dan Facebook.
Insight & Eksekusi
Kampanye digital Vivo V5s menargetkan generasi millennial sebagai sasaran dengan menilik karakter serta sifat anak muda yang cenderung menonjolkan keinginan untuk mendapatkan ‘pengakuan’ atau ‘recognition’ melalui berbagai aktivitas yang ditampilkan di media sosial. Generasi millennial erat dengan penggunaan teknologi dan budaya pop, terutama internet serta beragam entertainment atau hiburan yang sudah menjadi kebutuhan pokok. Salah satu aktivitas yang akrab dengan kita saat ini adalah ‘selfie’ yang telah menjadi kebiasaan untuk menunjukkan eksistensi di lingkungan sosial.
Kebiasaan ‘selfie’ ini dimanfaatkan oleh Vivo Indonesia sebagai trademark untuk menonjolkan keunggulan produk Vivo V5s yang dilengkapi dengan fitur kamera depan 20 megapixel dan kamera belakang 13 megapixel. Munculnya tagar #PerfectSelfie berangkat dari keunggulan ponsel untuk mendukung karakter generasi millennial yang hobi ‘selfie’. Selain itu, Vivo Indonesia juga cerdik menggaet bintang muda yang akrab di kalangan anak muda, yakni putra musisi Ahmad Dhani, Al Ghazali dan aktris Prilly Latuconsina sebagai pemain dalam video series bertajuk #BAPR yang merupakan kependekan dari Balada Al & Prilly.
Konten video series terbaru ini terbilang menarik karena secara apik mengangkat isu keseharian remaja seputar romansa dan persahabatan. Video series ini juga menonjolkan kebiasaan ‘selfie’ sebagai atribut yang melekat erat di video tersebut.
Mengangkat icon Mini-V, Vivo Indonesia menyampaikan pesan-pesan positif yang bertema human interest, seperti yang diangkat dalam video series perdana bertajuk: ‘Dendam Si Preman’. Rekaman visual yang mengungkap sisi kehidupan manusia memang seringkali menjadi sorotan dan memancing ketertarikan audiens. Promosi video ini pun tidak hanya melibatkan kedua artis yang bersangkutan, melainkan juga beberapa influencer di media sosial yang juga turut meramaikan tagar #PerfectSelfie.
Result & Personal Output
Menurut Awesometrics.com, pada periode 2-9 Agustus 2017—tidak lama setelah video series diluncurkan, kampanye digital ini berhasil meraih mention sebanyak 2,500 atau sekitar 99% share of voice di kanal media sosial. Impresi yang diraih dari sisi influencer mencapai lebih dari angka 125,000. Engagement di ranah media sosial pun dapat cukup intens dengan rata-rata lebih dari 10 engagement per audiens. Frekuensi engagement secara gamblang mengukur jalinan respon antar pengguna media sosial dan ini merupakan hal penting yang dapat memancing komunikasi dua arah dari pengguna media sosial lainnya, sehingga nama produk akan terus menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat.
Dilihat dari hasilnya, konten video series yang berkualitas dan tepat sasaran dapat dinilai sebagai jawaban yang tepat atas keinginan perusahaan untuk mengejar kesuksesan pemasaran. Perusahaan harus sangat jeli memahami tren konsumen sebelum merancang konten video, karena faktor kunci kesuksesan sebuah video adalah konten yang menghibur dan informatif, mampu menjawab keraguan serta pertanyaan dari tiap-tiap konsumen. (Amanda Putri, SeniorPR Consultant Fortune PR)