Saat ini, ada banyak sekali jenis media--mulai dari cetak, TV, radio, sosial media, blog, dan podcast--sehingga membangun brand awareness melalui channel-channel tersebut menjadi semakin menantang. Contoh paling sederhana adalah persaingan publikasi melalui siaran pers atau pers rilis.
Setiap hari, para jurnalis mendapat banyak email dan telepon berisi pers rilis dari berbagai brand maupun perusahaan. Tanpa disadari, munculah persaingan di antara brand maupun perusahaan agar rilis mereka dapat dipublikasikan di media massa.
Seperti layaknya Search Engine Optimization, seorang Public Relations (PR) pun dituntut untuk dapat membuat pers rilis yang mampu mendorong media atau jurnalis mau mempublikasikannya. Ariel Kramer, sebagaimana dilansir oleh situs http://www.huffingtonpost.com, mengungkapkan bahwa ada lima strategi bagi para praktisi PR agar Pers Rilis yang dikirim ke media dapat dipublikasikan.
1. Personalisasi Setiap Pesan
Untuk menghemat waktu, beberapa praktisi PR memutuskan untuk mengirimkan email ke beberapa jurnalis sekaligus, terutama jika mereka bekerja di bawah perusahaan publikasi yang sama. Beberapa jurnalis cenderung malas untuk membaca email Anda jika mereka tahu bahwa email tersebut dikirimkan pula kepada banyak orang. Tidak peduli jenis media apa yang ingin anda dekati, merupakan hal penting untuk mengirim email secara personalize dan buatlah isi pesan yang dapat menarik perhatian
mereka.
2. Pastikan bahwa Informasi dalam Pers Rilis Simple
Jangan penuhi informasi dalam pers rilis dengan informasi-informasi yang tidak perlu. Berikan informasi yang relevan dan penting dalam dua atau tiga paragraf pertama. Salah seorang jurnalis, Alice Truong, mengaku bahwa ia mendapat sekitar 100 email setiap harinya yang mayoritas berisi promosi. Ia berpendapat, pers rilis yang baik harus
ringkas, namun memberikan informasi yang cukup.
3. Pers Rilis Harus Relevan
Jika Anda hendak menghubungi jurnalis secara personal, pastikan mereka memahami dan mau meng-cover topik yang Anda informasikan. Hal ini sangatlah penting, mengingat kebanyakan orang kurang mengapresiasi email yang tidak relevan dengan mereka. Luangkan waktu untuk melihat artikel yang pernah mereka tulis dan lihat apakah iklan atau informasi yang Anda sampaikan dapat memenuhi topik-topik tulisan mereka. Jika Anda hendak menghubungi jurnalis secara personal, Anda dapat
memanfaatkan media sosial dan terlibat dalam apapun yang mereka posting. Ini akan membuat jurnalis mengetahui lebih banyak tentang perusahaan Anda.
4. Follow-Up
Agar Anda dapat memastikan bahwa mereka menerima email dari Anda, Anda perlu melakukan beberapa kali follow-up untuk mendapat respon dari mereka. Perhatikan pula nada Anda ketika melakukan follow up. Terlepas dari apapun respon yang Anda dapatkan, pastikan untuk selalu ramah. Bahkan jika mereka tidak tertarik dengan promosi Anda, tanyakan dengan sopan apakah Anda boleh menelepon mereka sebentar untuk mendapatkan ide yang lebih baik tentang apa yang jurnalis cari dan bagaimana Anda
dapat membantu mereka di masa yang akan datang.
5. Berikan Informasi yang Sifatnya "News Worthy"
Sebelum mengirim apapun ke pers atau media, tanyakan pada diri Anda, "Apakah informasi yang saya berikan memiliki nilai berita? Bagaimana bisa? Siapa yang akan tertarik dan mengapa". Tugas Anda adalah meyakinkan media yang Anda ingin tuju bahwa informasi yang Anda berikan ini bermanfaat pula untuk mereka. Mengirimkan promosi dan rilis yang tidak dianggap penting oleh mereka hanya akan melukai kredibilitas dan berpotensi merusak relasi Anda dengan mereka.