Sebelum 2010, kebanyakan orang mengetahui komputer tablet hanya di fiksi ilmiah. Namun, Apple mengubah semua itu. Kisah tentang bagaimana Apple menciptakan dan menjual iPad bukanlah kisah tentang bagaimana sebuah perusahaan merancang dan membuat produk yang hebat. Juga bukan tentang kampanye PR peluncuran sebuah produk. Ini adalah kisah tentang bagaimana Apple menjual lebih dari 200 juta unit sebuah produk revolusioner berkat strategi komunikasi yang radikal.
Hingga 2010, orang belum membayangkan bahwa teknologi tablet cognoscenti merupakan inovasi yang mengubah dunia. Pada Juli 2009, Financial Times (FT) menulis laporan tentang Apple pada halaman depan edisi Amerika-nya. Inti cerita dari tulisan itu adalah tentang album musik yang bisa didownload. Kemudian ada tulisan kedua tentang Apple di halaman 16. Di halaman ini, FT menulis tentang rencana Apple meluncurkan tablet dekat perayaan Natal tahun itu. Tablet baru itu, tulisnya, memiliki layar sentuh yang sensitif, seperti iPhone sangat sukses, tetapi berukuran diagonalnya hingga 10 inci dan mampu menghubungkan ke internet dan toko perangkat lunak dan hiburan online dari Apple.
Artikel di halaman 16 mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya. Satu kalimat kuncinya adalah h perangkat portabel untuk menonton film. Harganya sekitar $ 600 dan $ 1.000. FT merakit informasi itu dari berbagai sumber menjadi tulisan yang dinikmati pembaca meskipun tidak memiliki konfirmasi dari Apple. Walau harus diakui bahwa kadang-kadang artikel tanpa atribut bisa jadi merupakan hasil bocoran yang disengaja. Ketika itu mungkin tidak ada alasan bagi pembaca untuk percaya bahwa tulisan ini adalah informasi itu merupakan kebocoran sengaja yang dilakukan Apple. Yang pasti, ketika artikel itu muncul, Apple tidak mengatakan apa-apa. Tapi cerita tentang iPad telah dimulai.
Tablet adalah komputer portabel yang dikemas hanya dalam sepotong benda, tanpa keyboard terpisah dari laptop. Bill Gates dari Microsoft menunjukkan prototipe tablet di Comdex 2000 dan meramalkan bahwa tablet akan menjadi sejenis computer prtibadi (PC) yang paling popular. Beberapa tahun kemudian, keluar tablet dengan menggunakan sistem operasi milik Microsoft yang terkecil ... berat dan mahal ... Kebanyakan orang mengabaikannya. Rupanya pembuat komputer tidak bisa menemukan pasar konsumen untuk tablet. Orang mungkin melihat bahwa tablet memiliki masa depan yang cerah. Nah untuk bisa menghasilkan uang, seseorang hanya perlu mengetahui “apa” itu.
Siapa pun (lembaga, perusahaan dan orang) membutuhkan strategi komunikasi yang membantu mencapai tujuan mereka. Tanpa strategi komunikasi, Anda mempertaruhkan segalanya berputar di luar kendali. Tanpa strategi komunikasi, Anda tidak dapat memobilisasi orang yang Anda perlukan. Tanpa strategi komunikasi, Anda mungkin tidak memiliki posisi di tempat Anda bekerja sekarang, dan Anda pasti tidak tahu kapan, kepada siapa, atau bagaimana untuk menceritakan kisah Anda.
Buku ini adalah tentang strategi komunikasi. Bagian I melihat apa yang terjadi ketika ada sesuatu yang salah karena strategi komunikasi yang tidak pantas, tidak memadai atau bahkan tidak ada sama sekali. Semua presiden baru Amerika Serikat pernah mengatakan sesuatu yang salah. Jimmy Carter mengatakan kepada majalah Playboy bahwa dia telah "melakukan perzinahan dalam hati berkali-kali." Hasilnya, dia langsung kehilangan 15 poin dalam jajak pendapat menjelang pemilihan presiden tahun 1976. Bill Clinton menyatakan, "Saya tidak melakukan hubungan seksual dengan wanita itu.”Barack Obama berbicara tentang "kamp kematian Polandia," sementara yang dimaksud adalah kamp Nazi yan berada di Polandia.
Penulis buku ini, Steven Olivan, mendalami dan berpengalaman dalam komunikasi publik dengan bekerja di salah satu perusahaan terbesar di dunia (BP) di New York dan London. Dia telah bekerja untuk sejumlah perusahaan sebagai eksekutif atau konsultan di bidang komunikasi. Sejak tahun 2000, dia menjabat sebagai direktur corporate affairs di perusahaan terkemuka (BAA), dan sebagai direktur direktur komunikasi dan hubungan investor di dua perusahaan wisata terbesar di dunia, MyTravel dan Thomas Cook.
Bila Anda ingin langsung mengetahui tentang bagaimana melakukan strategi komunikasi, Anda boleh membaca bagian II buku ini, khususnya di bab 7 dan 17 yang membahas tentang bagaimana menempatkan strategi komunikasi untuk dipraktekkan selama 100 hari.
Buku ini menarik dan cocok bagi Anda yang ingin mendalami tentang seni berkomunikasi. Bukan hanya kalangan praktisi public relations, praktisi lainnya juga perlu membaca buku ini karena bagaimanapun berkomunikasi adalah kegiatan orang sehari-hari dan mempunyai implikasi. Ini makin memperkuat kenapa berkomunikasi itu itu juga strategi.