Follower, fans, atau pelanggan sejatinya menjadi kunci bagi keberhasilan brand, selebritis, maupun influencer. Mereka bisa berkibar dan makin populer berkat follower, sebaliknya bisa juga jatuh karena follower. Oleh karena itu, upaya mengelola sekaligus memelihara follower menjadi strategi yang harus dirancang secara matang. Kalau perlu, strategi tersebut harus menjadi loyalty program yang dijalankan secara berkelanjutan, agar engagement dengan follower atau pelanggan tetap terus terbangun.
Salah satu contoh brand yang mampu mengelola follower menjadi fans yang loyal, bahkan mampu menjadi brand evengelist, adalah BTS. Boy band asal Korea Selatan ini sukses membuat para ARMY, sebutan untuk para follower-nya, menjadi pengikut die hard. Tak tanggung-tanggung, Para ARMY ini mampu tersebar di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Loyalty program teranyarnya, yang tercatat fenomenal adalah ARMYPEDIA. Di bawah pengelolaan BIG HIT Entertainment, program global ARMYPEDIA dimulai pada Februari hingga Maret 2019. Program ini menjadi rangkaian peringatan debut BTS yang telah memasuki 2.080 hari sejak 13 Juni 2013.
Program ARMYPEDIA menggabungkan nama klub penggemar BTS (ARMY) dan Wikipedia. Melalui ARMYPEDIA, para ARMY dapat log in dan mengunggah data dalam bentuk surat, foto, atau video terkait kenangan mereka bersama tujuh personil BTS (Suga, RM, Jin, J-Hope, Jimin, V, dan Jung Kook) . Para penggemar juga bisa mengikuti kuis dan games di sana. Bagi mereka yang belum menjadi ARMY dan belum memiliki akun, mereka dapat mendaftar menjadi membership ARMYPEDIA. ARMYPEDIA berkonsep arsip digital ini dapat diakses di www.armypedia.net.
Sebagai kampanye global, manajemen BIG HIT Entertainment juga meluncurkan kampanye ARMYPEDIA sekaligus mempromosikan situs Internet baru tersebut di tujuh kota besar di dunia, yakni di Seoul, Los Angeles, New York, Tokyo, London, Prancis, dan Hong Kong.
Mengutip Forbes.com, BIG HIT Entertainment menegaskan bahwa salah satu poin utama dari daya tarik internasional BTS adalah dedikasi grup dalam menghadirkan tema yang lebih dari sekadar musik. Tema yang dihadirkan dalam musik BTS antara lain tentang intimidasi dan kehidupan sekolah yang keras, kesehatan mental, politik, dan perjuangan generasi muda dalam musik. Tak heran, jika BTS diundang UNICEF sebagai boyband yang berpidato di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2018 lalu.
Dari segi bisnis, ARMYPEDIA juga menjadi langkah cerdas untuk memasarkan produk-produk merchandise BTS. Contohnya, partisipan paling aktif dalam memasok arsip di ARMYPEDIA diberi hadiah berupa poin yang dapat digunakan di toko online BIG HIT Entertainment. Dengan demikian, ARMYPEDIA memberi peluang bagi para ARMY untuk memiliki lebih banyak produk BTS. Termasuk, memberi kesempatan untuk mendukung artis BIG HIT lainnya.
Sejumlah brand besar juga ikut berpartisipasi di kampanye global ARMYPEDIA. Di antaranya, Hyundai (BTS bertindak sebagai duta merek untuk perusahaan mobil Korea Selatan ini), Korea Yakult (minuman yogurt yang pernah meluncurkan minuman kolaborasi khusus BTS), Hot Topic Spotify, LINE Friends, dan banyak lagi. Merek-merek tersebut membantu menyebarkan kode QR digital agar jangkauan kampanye ARMYPEDIA menjadi lebih besar.
Hasilnya? Setelah sebulan penuh, di akhir kampanye ARMYPEDIA, dilaporkan ada lebih dari setengah juta atau 540.000 penggemar telah berpartisipasi. Bahkan, merek-merek yang terlibat di program ARMYPEDIA juga mampu memperluas jangkauan market mereka.
“Kami tidak bisa sampai sejauh ini tanpa cinta dan dukungan besar dari ARMY. Melalui ARMYPEDIA, kami dapat lebih mengenal kalian semua. Dan, kami ingin lebih mengenal ARMY kami,” kata BTS kepada Forbes dalam pernyataan eksklusif setelah kampanye selesai.
Lantas, ke mana konsep ARMYPEDIA selanjutnya? BIG HIT tidak yakin apakah akan meluncurkan sekuel kedua untuk BTS atau apakah akan membuat layanan serupa untuk artis lain di label mereka, seperti boyband yang baru merilis debutnya, Tomorrow X Together.
(SOURCE: Forbes.com)
