Jelang AFTA, SAS Giat Edukasi Para Pemain e-Commerce

Riset yang diprakarsai oleh Indonesia E-Commerce Association (idEA), Google Indonesia, dan TNS (Taylor Nelson Sofres) menunjukkan bahwa pertumbuhan e-commerce di Indonesia kian menjamur. Hal itu ditandai dengan meningkatnya aktivitas transaksi online oleh masyarakat. Tahun 2013 misanya, nilai bisnis e-commerce Indonesia mencapai US$ 8 miliar atau Rp 94,5 triliun. Tahun 2016 diprediksikan meningkat 3 kali lipat, menjadi US$ 25 miliar atau Rp 295 triliun.

Demi makin membesarkan pasar e-commerce di Tanah Air, Desember ini idea menggelar seminar bertajuk “Indonesia E-Commerce Menuju AFTA 2015: Strategi Bersaing di Pasar Global”. Dalam kesempatan itu, SAS–perusahaan software dan layanan business analytics—turut berpartisipasi menjadi salah satu pembicaranya. Momentum itu dimanfaatkan SAS untuk memengedukasi para pemain e-commerce lewat solusi SAS® Adaptive Customer Experience.

“Solusi yang kami tawarkan adalah suatu langkah bagi pemaine-commerce untuk memanfaatkan apa yang mereka ketahui tentang konsumen, seperti profil pelanggan yang lengkap berdasarkan data yang didapat dari online dan offline. Hal itu dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah strategi yang lebih relevan, dengan target yang tepat lewat komunikasi yang sifatnya lebih personal,” ungkap Hendrayana Kartiman, Pre-Sales Manager SAS Indonesia.

Melalui seminar itu, para pemain e-commerce Indonesia juga diajak untuk lebih memahami mengenai AFTA dan implementasinya, tantangan dan kesempatan, serta belajar dari para pemain e-commerce yang sudah berorientasi ke pasar global.

Ditambahkan Hendrayana, tantangan dalam dunia e-commerce, yakni mengubah kebiasaan konsumen agar menjadikan e-commerce sebagai pilihan utama mereka dalam berbelanja, dibandingkan dengan menjelajah halaman internet hanya untuk meriset barang-barang yang ingin mereka beli secara offline. Tantangan lainnya berasal dari kompetisi yang ketat dari pemain e-commerce lokal dan asing, untuk tetap dapat bertumbuh dan membangun loyalitas. “Untuk itu, para pemain harus mampu memberikan penawaran yang tepat dan menarik konsumen e-commerce,” tandasnya.

Pemain e-commerce juga dapat memanfaatkan solusi SAS® Marketing Automation guna menjawab permasalahan mengenai penentuan target segmen yang dituju; memprioritaskan mengenai pemilihan saluran komunikasi yang tepat; menentukan jadwal serta mengeksekusi kampanya; menganalisis hasil kampanye dan dengan mudah membuat menyesuaikan untuk kampanye selanjutnya. “Solusi itu memiliki keunggulan untuk meningkatkan jumlah pengulangan pembelian, meningkatkan jumlah konsumen, serta untuk memberikan kembali hasil investasi yang telah dilakukan,” tutupnya.

Dwi Wulandari

Recent Posts

Airscream UK Hadir di JIVE Expo 2024, Ajak Pengunjung ‘Scream Out Load’

MIX.co.id – Airscream UK, merek vape atau rokok elektrik asal Briston, Inggris, semakin agresif meningkatkan…

4 hours ago

KGSB Kembali Gelar Pelatihan Psychological First Aid Batch II

MIX.co.id - Merujuk survey yang dilakukan Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022 lalu, 1…

8 hours ago

Foot Locker Gandeng IBL dan Umumkan Tiga Brand Ambassador

Brand Marketing Senior Manager Foot Locker Indonesia Vitra Widinanda, memberikan keterangan pers saat mengumumkan Brand…

16 hours ago

Formula Gelar Kampanye “Awal Kekuatan Beribu Kebaikan” di 2024

MIX.co.id - Merujuk audit ritel yang dilakukan oleh Nielsen Indonesia, Sikat gigi Formula dari OT…

17 hours ago

Penjualan Tembus 50 Ribu Pieces, Implora Luncurkan Peeling Gel Ukuran Besar

MIX.co.id - Sejak diluncurkan pada Maret 2024 lalu, Implora berhasil menjual Peeling Gel berukuran 50…

19 hours ago

Sharp Garap Pasar Smartphone di Bali

MIX.co.id - Serius menggarap pasar smartphone di Indonesia, tahun ini, Sharp Indonesia memperluas area penjualannya…

1 day ago