Penetrasi pasar AC Inverter di Indonesia sudah makin membesar. Data GFK menunjukkan, jika tahun 2015 dan 2016 pangsa pasar AC Inverter terhadap total AC di Indonesia masih di angka 4,4% dan 4,5%, maka di 2018 pangsa pasar AC Inverter sudah mencapai 20%. Bahkan di 2019, pangsa pasar AC Inverter diprediksi mencapai 30%.
Sebagai pionir yang memperkenalkan AC Inverter, PT LG Electronics Indonesia mampu mengukuhkan diri sebagai market leader dengan penguasaan pasar sebesar 65,6%. Sebelumnya, pangsa pasar AC Inverter LG masih di angka 8,8% di tahun 2016 dan 18,3% di 2017.
Pertumbuhan penjualan yang sangat signifikan itulah yang membuat LG berani mematok pangsa pasar lebih tinggi di 2019 ini, yakni sebesar 69% di pasar AC Inverter. “Menjaga kepemimpinan pasar sama artinya dengan menjaga kepercayaan publik,” ujar Changmin Han, Air Conditioning Business Leader PT LG Electronics Indonesia.
Secara global, permintaan AC inverter terus mengalami peningkatan secara gradual setiap tahunnya. Sejak tahun 2015 hingga 2018, terus mengalami peningkatan, dari sebelumnya berada di kisaran 60% hingga menjadi 81% dari total permintaan AC sepanjang tahun 2018. Pada tahun ini, perkiraan permintaan AC inverter akan mencapai angka 92% dari total seluruh permintaan AC dunia.
Diungkapkan Dimas Anugra Raditya, Product Marketing AC RAC PT LG Electronics Indonesia, pada tahun 2018, porsi permintaan AC inverter di Indonesia melonjak signifikan hingga mencapai 20%. Hal itu seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat yang dipengaruhi kebijakan hemat energi pemerintah, “Peningkatan itu juga dipengaruhi semakin meluasnya ketersediaan AC inverter di pasar Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa AC Inverter mampu menghemat listrik 40% hingga 70% dibandingkan AC biasa. Sebagai pionir, LG meluncurkan AC Inverter pertamanya, AC LG DUALCOOL di kisaran kuartal terakhir tahun 2016. Dan, AC LG DUALCOOL sukses direspon positif oleh pasar.
Diakui Dimas, untuk mencapai target pangsa pasar 69% di pasar AC Inverter, maka edukasi market tetap menjadi yang utama. “Kami harus mampu mengedukasi market untuk mau beralih dari AC biasa ke AC Inverter yang menawarkan banyak benefit,” ia menjelaskan.
Eduaksi market akan dilakukan LG melalui berbagai kanal komunikasi. Mulai dari Above the Line melalui TV Commercial, aktivasi merek di berbagai toko serta edukasi para ibu melalui program Arisan LG, kampanye digital lewat Webseries, hingga Public Relations (PR) melalui pendekatan media.
Sementara itu, studi yang dilakukan LG mengungkapkan bahwa ada sejumlah hal penting yang menjadi pertimbangan konsumen ketika akan membeli AC. Antara lain, hemat energi (35%), kecepatan pendinginan (22%), daya tahan (14%), kesehatan dan design (10%), kenyamanan (8%), dan tingkat kebisingan (7%).
Merujuk pada insight itulah, maka LG meluncurkan kembali AC LG DUALCOOL with Watt Control. Selain mewarisi keunggulan pendahulunya pada pengoperasian yang lebih hemat listrik hingga 70% dibanding AC standar, AC terbaru LG ini memiliki fleksibilitas pengaturan daya listrik untuk mengoperasikannya.
Keberadaan fitur yang melekat pada namanya, Watt Control, maka pengguna dapat mengatur AC tersebut untuk aktif dengan empat pilihan konsumsi daya listrik. “Keempatnya adalah 100%, 80%, 60% bahkan beroperasi hingga hanya dengan 40% dari kebutuhan daya listriknya. Pengguna dapat leluasa memanfaatkan fitur Watt Control ini melalui tombol khusus yang ada pada remote control-nya,” ungkap Dimas, yang menyebutkan bahwa penjualan produk AC LG melalui online masih sangat rendah, yakni di bawah 3%. Meski masih masih sangat kecil, namun penjualan melalui kanal online mengalami pertumbuhan tiap tahunnya.