Matahari Ekspansi ke Indonesia Barat dan Timur

Melambatnya perekenomian nasional di semester pertama tahun 2015, rupanya tidak berpengaruh signifikan pada industri retail fashion. Salah satu ritel fashion terbesar di Indonesia, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) justru mampu meraup laba bersih sebesar Rp 185 miliar di kuartal 1-2015 atau tumbuh 50,3 persen dibandingkan kuartal 1-2014, yang laba bersihnya mencapai Rp 123 miliar.

Matahari

“Kami optimistis atas prospek penjualan kami tahun ini, namun melihat kondisi perekonomian saat ini kami tetap harus waspada. Selain itu, kami sangat gembira melihat percepatan pembukaan gerai kami di 2015," ucap CEO dan Vice President Director Matahari Department Store Michael Remsen, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/4), di Jakarta.

Pertanyaan awal kemudian muncul, mengapa Matahari Department Store mampu membalikkan keadaan dengan meraup untung di tengah melambatnya ekonomi? Michael menjelaskan, hal tersebut karena rata-rata pertumbuhan penjualan per toko (same store sales growth/SSSG) sebesar 5,4 persen di kuartal 1-2015. Hal itu juga menunjukkan ketahanan segmen kelas menengah yang merupakan target pasar Perseroan, meskipun terjadi penurunan secara luas atas kegiatan konsumen di kuartal I 2015.

“Permintaan dari segmen menengah yang menjadi target pelanggan kami terus menguat. Dengan rencana pembukaan gerai kami di 2015, kami yakin tahun ini akan memiliki pertumbuhan yang kuat,” yakin Michael.

Selain rata – rata pertumbuhan penjualan per toko, Matahari juga menyatakan bahwa strategi ekspansi dengan menambah jumlah gerai di beberapa kota di Indonesia Barat dan Indonesia Timur turut membawa dampak besar dalam mengatasi pelambatan ekonomi di kuartal 1-2015. “Walaupun daya beli menurun, namun tidak seluruhnya dirasakan oleh masyarakat. Kebutuhan tetap selalu ada dan peluang tersebut yang terus dikembangkan dengan strategi ekspansi Matahari,” sebut Michael.

Walaupun proyek infrastruktur milik pemerintah yang bisa menstimulasi roda ekonomi nasional belum dimulai, tapi langkah nyata yang dilakukan Matahari Department Store di kuartal 2-2015 sudah sejak awal tahun dilakukan dengan ekspansi ke berbagai kota tier 2 atau kota-kota kecil di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Michael mengakui, sampai saat ini, Matahari Department Store memiliki 134 gerai di 65 kota di Indonesia, termasuk satu gerai baru yang dibuka pada kuartal I-2015 dan dua gerai baru di April 2015, yaitu di Singkawang, Kalimantan Barat), Bau Bau, Sulawesi Tenggara.

Ke depannya, ungkap Michael, Matahari Department Store akan membuka di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu merupakan bagian dari serangkaian rencana ekspansi gerai Matahari di berbagai kota baru tahun ini, serta melengkapi kehadiran gerai ke-16 di wilayah Indonesia Timur.

Untuk investasi gerai, setidaknya Matahari Department Store perlu merogoh kocek hingga Rp 30 miliar dengan sumber pendanaan berasal dari kas internal. Namun, diakui Michael, hal itu merupakan investasi yang layak, mengingat Matahari Department Store sedang mengincar pasar di Indonesia Timur dan akan banyak sekali gerai yang dibuka di wilayah tersebut.

Michael juga mengatakan bahwa strategi marketing lewat pemanfaatan momentum festive season (Lebaran dan Natal), tidak pernah ditinggalkan oleh Matahari Department Store. Menurutnya, praktik pemasaran lewat promo diskon dan strategi lainnya selalu layak diterapkan dan terbukti berhasil sejauh ini.

Matthew Wibowo, analis PT Mandiri Sekuritas menilai segmen ritel massal berkinerja lebih stabil dibandingkan dengan segmen lain karena mempertimbangkan target pasar yang lebih tahan banting dan sifat produk yang dijual. “Sebagai pelaku segmen ritel massal, kami meyakini kinerja PT Matahari Department Store Tbk dan PT Matahari Putra Prima Tbk akan lebih stabil dibandingkan dengan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, meskipun terjadi perlambatan ekonomi di pulau-pulau terluar Indonesia,” jelasnya dalam riset yang dirilis pada Mei 2015.

Menurutnya, justru peritel khusus (specialty retailers) seperti PT Ace Hardware Tbk dan PT Mitra Adiperkasa Tbk menghadapi tekanan yang lebih berat dari pelemahan rupiah, dan kinerja yang melambat di luar Jawa. “Hal tersebut disebabkan porsi impor mencapai 60 persen-80 persen dari produk mereka,” ungkapnya. Menurut Matthew, kondisi akan membaik jika pemerintah mulai groundbreaking proyek infrastruktur di semester II. Sehingga bisa mendongkrak pendapatan dan daya beli.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)