Strategi kedua, Perry senantiasa menghadirkan experience kepada para pengunjung di setiap areanya. Contohnya, di Farmhouse Susu Lembang seluas dua hektar, sejak awal masuk pengunjung sudah diajak untuk menikmati susu murni gratis, setelah membeli tiket masuk senilai Rp 20 ribu. Begitu masuk, pengunjung diajak menikmati rumah-rumah berasitektur Eropa yang sangat khas, rumah susu yang lucu dan unik, rumah Hobbit, hingga area Petting Zoo yang memberikan pengalaman bagi anak-anak untuk menyusui sapi dan memberi makan domba. Bahkan, pengunjung juga dapat memperoleh experience dengan mengenakan kostum khas noni-noni Belanda, Koboy, maupun Indian di area Costume Rent.
Strategi ketiga adalah menghadirkan banyak view yang membuat pengunjung berebut untuk narsis dan men-share-nya ke social media. “Era social media telah membuat kebiasaan dan perilaku pengunjung atau wisatawan bergeser. Orang Indonesia sangat narsis dan gemar men-share hal apapun ke social media mereka,” jelas Perry, yang juga salah satu Pendiri sekaligus Pengurus Masyarakat Marketing Indonesia.
Perubahan perilaku itulah yang ditangkap secara jeli oleh Perry. Tak mengherankan, jika setiap sudut destinasi wisata miliknya, seperti Floating Market Lembang ataupun Farmhouse Susu Lembang selalu menghadirkan spot-spot cantik dan unik untuk bisa diabadikan oleh para pengunjung.
Sejatinya, kebiasaan pengunjung yang selalu berfoto dan berbagi di social media itulah yang membuat brand De Ranch, Floating Market Lembang, dan Farmhouse Susu Lembang menjadi popular. “Strategi saya dalam mengkomunikasikan setiap destinasi wisata adalah Word of Mouth dan viral organik yang dilakukan atas dasar inisiatif para pengunjung,” ujarnya.
Farmhouse Susu Lembang misalnya, dalam tempo enam bulan sudah sanggup menjadi isu yang happening di social media. Hal itu disebabkan foto-foto pengungjung Farmhouse yang cantik dan unik yang beredar di Instagram maupun Facebook. Tak heran, jika faktor utama yang memicu para pengunjung datang ke Farmhouse adalah karena mereka tergiur melihat foto-foto tersebut.
Diferensiasi lainnya yang dihadirkan Perry adalah selalu melibatkan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di sekitar Lembang, Bandung. Menggandeng UKM untuk menjajakan kuliner khas lokal di setiap destinasi wisata miliknya, sejatinya merupakan salah satu wujud Corporate Social Responsibility (CSR) dari Perisai Utama Group.