Di pasar tradisional, merek bakso Kebon Jeruk--yang awalnya diproduksi secara rumahan di daerah Kebon Jeruk--memang lebih popular. Cukup dimaklumi, mengingat produk bakso tersebut sudah beredar di pasaran sejak tahun 1989. Sayangnya, produk tersebut banyak ditiru. Alhasil, manajemen bakso kebon Jeruk memutuskan untuk melakukan langkah rebranding menjadi Sumber Selera sekaligus mematenkannya.
"Karena Kebon Jeruk adalah nama wilayah, maka kami tidak dapat mematenkan dengan nama atau merek Kebon Jeruk. Untuk itu, kami memutuskan untuk mematenkan merek Sumber Selera. Sebenarnya, sejak awal nama Sumber Selera sudah ada di kemasan, yakni Sumber Selera Kebon Jeruk. Namun, saat itu, nama Kebon Jeruk lebih menonjol sebagai merek," papar General Manager Operations PT Sumber Prima Anugerah Abadi Mumu Alqodir.
Tepat empat tahun silam, manajemen mulai memutuskan untuk hanya menggunakan nama Sumber Selera sebagai mereknya. Sejak saat itu, manajemen pun mulai melakukan edukasi dan membangun brand awareness Sumber Selera. Dikatakan Mumu, segmen yang diedukasi adalah semua segmen. Lantaran, bakso Sumber Selera memang memproduksi bakso untuk semua segmen, middle up dan middle low.
"Sumber Selera memiliki varian regular, Bakso SB yang sudah ada di pasar sejak tahun 1989. Selain itu, kami juga punya varian Bakso SA, yakni bakso spesial kualitas premium. Varian lainnya adalah Bakso SP1 sebagai bakso spesial polos, Bakso SL sebagai Bakso Spesial Lezat, Bakso SP2 sebagai bakso polos, Bakso UB sebagai bakso urat, dan Bakso BX sebagai bakso ekonomis," terang Mumu.
Sampai saat ini, diakui Mumu, bakso Sumber Selera memang masih didominasi oleh pasar tradisional, yakni sekitar 80-85%. Adapun sisanya, 15-20%, kontribusi berasal dari modern market. "Bakso Sumber Selera dapat dijumpai di pasar tradisional di Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) serta toko-toko modern di wilayah Jawa dan Bali," ucapnya.
Sebagai langkah edukasi dan membangun brand awareness, manajemen Sumber Selera memilih pendekatan Public Relations (PR). Di antaranya, dengan melakukan pendekatan ke media dan program CSR (Corporate Social Responsibility). Awal Juni ini misalnya, Sumber Selera menggelar media gathering.
Pada kesempatan media gathering itu, disajikan talkshow dengan menghadirkan Zaskia Adya Mecca sebagai brand ambassador dari program CSR Sumber Selera bertajuk "Berbagi Kelezatan". Selain itu, digelar juga demo masak bersama chef Dhea Annisa. Selanjutnya, Sumber Selera juga memberikan tips kepada media tentang bagaimana memilih bakso yang berkualiatas selama Ramadhan.
Gerakan "Berbagi Kelezatan"
Data Riskesdas menunjukkan bahwa Tangerang menempati peringkat kedua terkait kasus gizi buruk di wilayah Banten. Sebagai produsen makanan olahan yang beroperasi di dekat wilayah Tangerang, tepatnya Kebon Jeruk, PT Sumber Prima Anugerah Abadi memiliki tanggung jawab sosial untuk turut mengentaskan kasus gizi buruk.
Itu sebabnya, melalui merek bakso Sumber Selera digelarlah gerakan "Berbagi Kelezatan". Program CSR tersebut diselenggarakan dengan memanfaatkan momentum Ramadhan tahun ini. Dijelaskan Mumu, "Sebagai produsen makanan olahan seperti bakso dan sosis yang mengedepankan kualitas nutrisi dan gizi, Sumber Selera memiliki komitmen untuk berkontribusi terhadap masa depan anak bangsa. Salah satunya melalui program yang dapat mengentaskan kasus gizi buruk. Langkah awal adalah dengan melakukannya di daerah dekat wilayah operasional kami."
Program "Berbagi Kelezatan", diterangkan Mumu, merupakan gerakan untuk mengajak konsumen bakso dengan merek sumber Selera untuk berbagi dengan sesama. Caranya, semudah mereka menikmati bakso setiap hari di rumah, yakni dengan membeli produk bakso sumber Selera isi 25 dan 50.
"Setiap bungkus pembelian bakso Sumber Selera tersebut, konsumen telah berdonasi sebesar Rp 1.000. Konsumen cukup mengunggah foto struk pembelian bakso beserta bungkus bakso Sumber Selera ke akun facebook messenger bakso sumber Selera. Donasi yang terkumpul nantinya akan disalurkan untuk memperbaiki status gizi buruk anak Indonesia, dalam hal ini di wilayah Teluknaga, Kabupaten Tangerang," papar Mumu.
Program yang digelar sepanjang Ramadhan tersebut menggandeng PKPU sebagai mitranya. Dikatakan Mumu, donasi yang terhimpun nantinya diserahkan kepada PKPU untuk melakukan kegiatan pengentasan gizi buruk di wilayah Tangerang. "Kegiatan pengentasan kemiskinan yang dilakukan PKPU akan dilaksanakan usai Ramadhan tahun ini," lanjutnya.
Ditambahkan Andjar Radite, Direktur Kemitraan PKPU, donasi dari bakso Sumber Selera akan disalurka untuk program pengentasan gizi buruk di empat desa di wilayah Kabupaten Tangerang. Keempat desa itu dipilih karena terhitung sebagi wilayah yang rentan dengan persoalan gizi buruk.
"Pada kesempatan itu, kami akan menggelar dua kegiatan besar, yakni kegiatan yang terkait kampung dan kegiatan yang terkait keluarga. Untuk kegiatan yang terkait kampung, kami akan menghadirkan Sekolah Gizi melalui edukasi gizi, demo masak, makan bersama warga, khususnya ibu-ibu. Selain itu, kami juga menggelar kegiatan Kebun Sehat yang nantinya penjualan hasil tanaman Kebun Sehat akan digunakan untuk program Sekolah Gizi. Sementara itu, untuk program yang terkait keluarga, kami akan melakukan edukasi tentang bagaimana merawat balita agar terhindar dari gizi buruk," ungkap Andjar.
Melalui program "Berbagi Kelezatan", Mumu berharap misi Sumber Selera dapat terwujud. "Misi perusahaan adalah Sumber Selera menjadi pilar penopang dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Untuk itu, kami berharap gerakan 'Berbagi Kelezatan' dapat diikuti dna direspon positif oleh masyarakat Indonesia," pungkas Mumu.