Strategi TEXTILEONE Membesarkan Pasar Pakaian Seragam

Pasar tekstik untuk kebutuhan pakaian seragam (uniform) masih menjadi bisnis yang sangat menjanjikan. Merujuk data Biro Pusat Statistik, saat ini ada 50 juta siswa sekolah, yang notabene membutuhkan seragam sekolah. Sementara itu, kantor pemerintahan seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan kantor swasta juga membutuhkan seragam yang sangat banyak untuk seluruh karyawannya.

TEXTILEONE sebagai salah satu merek tekstil yang fokus pada pakaian seragam melihat insight tersebut sebagai peluang bisnis yang menggiurkan. Oleh karena itu, sejak 17 tahun lalu hadir di Indonesia, TEXTILEONE terus menggenjot bisnis tekstilnya. “Sampai saat ini, mayoritas produk kami masih banyak di Pulau Jawa. Meski demikian, produk kami juga sudah ada di Kalimatan dan daerah lainnya di Pulau Jawa. Namun, memang jangkauan ke luar Pulau Jawa masih belum maksimal,” ungkap Desy Natalia, General Manager Operasional TEXTILEONE.

Sementara itu, kinerja TEXTILONE sebagai salah satu pemain di industri tekstil terhitung cukup bagus. Tahun 2016 lalu misalnya, di tengah industri yang melesu, TEXTILEONE masih dapat tumbuh 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, sejumlah korporat besar di Indonesia malah telah mempercayakan pakaian seragamnya kepada TEXTILEONE. Sebut saja, Bank Mandiri, Danamon, BCA Syariah, Bukopin, Hotel Indonesia Kempinski, Crown Plaza, Aryaduta, Fairmont, Grand Hyatt, Four Seasons, Aston Simatupang, The Margo Hotel, Hilton Orchard Singapore Hotel, Astra International, XL Axiata, Unilever, Nestle, Jamsostek, KAI, RS Pondok Indah, dan masih banyak lagi.

Sukses TEXTILEONE di pasar pakaian seragam tak membuat manajemen berpuas diri. Disadari Desy, kontribusi TEXTILEONE di pasar produk seragam tercatat kecil. Oleh karena itu, TEXTILEONE merasa perlu untuk melakukan ancang-ancang guna memperluas market ke wilayah di luar Pulau Jawa. “Selain itu, tahun 2017 ini, kami menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 5-10%,” ungkap Desy.

Alhasil, mulai tahun 2017 ini, TEXTILEONE bersiap merangsek pasar di luar Pulau Jawa. Antara lain, memaksimalkan penyebaran produk TEXTILEONE di wilayah Indonesia Timur, Kalimantan, dan Sumatra. “Untuk menarik market di sana, tentu saja keunggulan TEXTILEONE sebagai merek yang menawarkan Modern Inovatif Quality menjadi kuncinya. Kami memiliki sertifikasi SNI dan telah melalui lima tahapan quality control sejak dari benang hingga finished tekstilnya. Demi menghasilkan kualitas terbaik, TEXTILEONE juga menggandeng pabrikan yang memiliki integrated technology bersertifikasi ISO,” tegas Desy.

Langkah berikutnya adalah dengan mulai menggarap pasar ritel. Selama ini, dikatakan Desy, TEXTILEONE memang fokus pada pasar B2B (Business to Business). Namun, mulai tahun ini, TEXTILEONE akan menggarap pasar ritel atu end user. “Salah satu caranya adalah dengan menghadirkan situs belanja online, textileoneshop.com,” ujar Desy yang mengatakan bahwa harga produk TEXTILEONE mulai dari Rp 40 ribu hingga di atas Rp 100 ribu per meternya.

Untuk pasar ritel, diakui Desy, TEXTILEONE tetap menggunakan 17 brand yang sama seperti pasar korporat atau B2B. Ketujuh belas brand tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok koleksi, yakni Career Collection, Professional Collection, dan Premiere Collection. Untuk Career Collection ada merek Element, New Best Way, Rassio, dan New Chinos. Sementara untuk Professional Collection, ada merek Professional Male, Professional Female, Imego, NK, New Optimiss, dan Elle. Sedangkan untuk Premier Collection, ada merek St. Regis Home, St. Regis Royal Jet Black, Boss Pullman, Hugo Gold Class, Salvatore Fiorano, Hugo Monsieur, Vito Bertoni, Hugo Royal Black, dan New Super Jet Black.

Kehadiran situs belanja online pada awal Mei 2017 tersebut, diungkapkan Desy, juga untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi, terutama pasar daerah atau non-Jawa. “Namun, tetap saja pemasaran lewat 12 cabang toko resmi TEXTILEONE, TEKSTILPLUS, serta melalui lebih dari 200 dealer dan 10 ribu re-seller tetap kami perkuat,” yakin Desy yang menyebutkan saat ini mitra tailor TEXTILEONE sudah mencapai 5.000 hingga 7.000.

Langkah lainnya adalah dengan melanjutkan program “Tailor Gathering TEXTILEONE” yang merupakan agenda tahunan. Melalui program tersebut, TEXTILEONE dapat makin mendekatkan diri kepada mitra tailor—yang notabene dapat menjadi corong pemasaran bagi produk TEXTILEONE. “Tailor Gathering TEXTILEONE telah kami gelar di sejumlah kota di Indonesia, seperti Cirebon, Semarang, Solo, Yogyakarta, hingga Jakarta,” tambah Desy, yang menyebutkan bahwa TEXTILEONE juga pernah mensponsori Indonesia Fashion Week.

Pendekatan Public Relations (PR) lewat format media gathering juga dilakukan oleh TEXTILEONE. Pada kesempatan itu, media diedukasi tentang produk dan brand TEXTILEONE. Bahkan, media diajak untuk merasakan langsung kualitas yang selama ini ditawarkan oleh TEXTILEONE.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)