Bertahan di tengah pertarungan "raksasa" logistik nasional maupun multinasional bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan strategi jitu agar perusahaan dapat bersaing dengan para pemain logistik kelas kakap. Dan, PT Nusantara Card Semesta (NCS) sebagai perusahaan logistik lokal mampu unjuk gigi di tengah ketatnya pertarungan serta lesunya ekonomi.
Tahun 2017 ini, NCS tepat berusia 23 tahun. Selain mampu menorehkan prestasi berupa 3.000-an kurir serta jaringan 440 dealer dan kantor cabang yang telah tersebar di seluruh Indonesia, NCS juga mampu mencatat pertumbuhan revenue 10-20% di tahun 2016 lalu. Meski sanggup eksis, diakui President Director NCS Reni Sitawati Siregar, ada tantangan lain yang kini harus mampu dilalui NCS.
"Era digital membuat semuanya berubah. Perilaku konsumen atau pelanggan berubah. Ekspektasi mereka terhadap layanan logistik juga makin meningkat. Oleh karena itu, kami pun harus berubah. Kami harus mampu memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) dalam proses bisnis kami. Para kurir NCS pun harus mau berubah, misalnya harus sudah mulai menggunakan tools berbasis TI dalam menjalankan tugas mereka," papar Reni.
Itu sebabnya, pada tahun 2013 lalu, NCS memutuskan untuk memanfaatkan TI dalam proses bisnisnya. Yakni, lewat aplikasi ICL. "Aplikasi tersebut dapat diunduh lewat perangkat mobile yang kami sediakan untuk para kurir NCS. Dengan aplikasi ICL, proses bisnis dapat terpantau secara real time. Dengan demikian, efesiensi tercipta dan keputusan bisnis pun dapat kami lakukan dengan cepat dan akurat," terang Reni.
Diakui Reni, tak mudah menerapkan digitalisasi pada tim, terutama para kurir. Diperlukan program pelatihan yang rutin untuk mengubah kebiasaan mereka. "Oleh karena itu, kami punya 180 trainer untuk melatih para kurir NCS di seluruh Indonesia. Perangkat TI dan aplikasi yang kami gunakan juga terus di-up-grade sehingga pelatihan pun rutin digelar. Termasuk, rutin memotivasi mereka untuk mau berubah seiring dengan perubahan pelanggan dan makin tingginya tuntutan mereka," tegasnya.
Kendati tahun 2017 ini ekonomi masih belum bersahabat, Reni pun berani mematok pertumbuhan yang sama dengan tahun lalu, yakni 10-20%. Untuk mencapai target tersebut, NCS mengedepankan tiga strategi. Pertama, memperkuat proses bisnis dengan menggunakan perangkat digital. Pada hari ini (25/5) misalnya, NCS menggelar NCS Gathering di Jakarta dengan 2.000-an karyawan NCS Jabodetabek. Pada kesempatan itu, manajemen NCS mencoba mendekatkan diri dengan karyawan serta mengedukasi mereka tentang pentingnya tools digital seperti aplikasi ICL.
Strategi kedua adalah mulai memperkuat pasar ritel. Diakui Reni, sampai saat ini NCS memang masih kuat di segmen korporat atau Business to Business (B2B). Kontribusinya mencapai 60-70% terhadap total revenue NCS. Oleh karena itu, tahun ini NCS akan makin serius menggarap segmen ritel, antara lain lewat e-Commerce.
Saat ini, dikatakan Reni, NCS sudah bermitra dengan Blibli.com, Lazada, Bobobo, dan sebagainya. "Tahun ini, kami ingin menambah jumlah kemitraan kami dengan sejumlah e-Commerce besar di Indonesia. Termasuk, dengan e-Commerce fesyen muslim," patok Reni.
Strategi ketiga adalah masuk ke daerah dengan menggandeng UKM (Usaha Kecil Menengah). Untuk itu, NCS siap menambah dan membuka cabang di berbagai daerah karena akan menyasar segmen UKM di sana. "Target tahun 2017 ini, jumlah cabang NCS dapat tumbuh 10-20%," tuturnya.
Selain ketiga strategi itu, jelang Ramadhan tahun ini, NCS kembali menggelar aksi sosial di perhelatan NCS Gathering yang digelar di Jakarta. Pada kesempatan itu, NCS membagikan ribuan paket sembako kepada seluruh karyawan NCS di wilayah Jabodetabek dan 200 anak yatim. NCS juga memberikan kesempatan untuk 4 karyawan terpilih untuk berangkat haji gratis. Dengan salah satu kriteria, khatam Al-Quran pada saat Ramadhan.
