Melalui program kontes video dan gambar bertajuk "Kid Witness News" (KWN) dan "Eco Picture Diary" (EPD), Panasonic mengajak segmen anak yang berusia 10 – 15 tahun untuk mulai mengenal teknologi kamera. Mereka diundang untuk berkompetisi membuat tayangan video serta gambar.
Para pemenang Program Panasonic "Kid Witness News" dan "Eco Picture Diary"
Dalam siaran pers yang diterima MIX, Muara Makarim, Corporate Communication Manager PT Panasonic Gobel menjelaskan, “Salah satu perwujudan komitmen Panasonic untuk menciptakan kehidupan dan dunia yang lebih baik adalah melalui pengembangan Sumber Daya Manusia, termasuk anak – anak sebagai generasi penerus bangsa.”
Karena itu, ungkap Makarim, program dalam bentuk kompetisi yang digagas Panasonic secara global ini menyasar anak di level sekolah dasar dan menengah, dengan tujuan untuk memberikan wadah bagi anak-anak dalam berkreasi dan menyampaikan pandangan mereka. Boleh jadi, langkah tersebut merupakan cara Panasonic dalam mengincar future market--yang notabene bakal menjadi konsumen kamera Panasonic di kemudian hari.
Mengusung tema “Uniknya Duniaku”, program Kid Witness News mengajak siswa berusia 10-15 tahun untuk mengekspresikan keunikan dunianya melalui tayangan video berdurasi 5 menit. Dilaksanakan pertama kali sejak tahun 1988 di Amerika Serikat, Kid Witness News kemudian diimplementasikan di Indonesia pada tahun 2004.
Adapun program Eco Picture Diary merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Panasonic yang turut mempromosikan pendidikan kreativitas bagi anak-anak SD dan SMP. “Dilaksanakan untuk yang ketiga kalinya di Indonesia, Eco Picture Diary merupakan kompetisi menggambar dan menuliskan cerita mengenai perlindungan dan pelestarian lingkungan sejak dini,” cerita Makarim, yang menyebutkan bahwa tahun ini, Panasonic menerima 220 buku diary untuk dikompetisikan.
Pada kompetisi Kid Witness News tahun 2014, Panasonic memilih naskah “Mimpi Kecilku” karya SDN 10 Titi Akar sebagai pemenang. Cerita video tersebut menggambarkan kisah perjuangan mimpi tiga siswa dari pedalaman Kepulauan Riau untuk dapat menjadi salah satu peserta kompetisi sains dan mengunjungi kota. Sedangkan pemenang Eco Picture Diary 2014 adalah Izdihar Safira Noorhanifah dari SMP Islam Dian Didaktika Depok.
“Menjadi salah satu finalis dan mengikuti pelatihannya merupakan pengalaman tak terlupakan bagi saya. Melalui program ini, saya bisa menyalurkan ide dan minat saya dalam membuat cerita dan film. Ke depannya, semoga akan lebih banyak anak Indonesia dimanapun mereka berada yang bisa mengikuti Kids Witness News dan mengembangkan diri mereka,” ujar Heri Gunawan dari SDN 10 Titi akar.
Dijelaskan Makarim, pemenang pertama akan mewakili Indonesia dalam kompetisi yang sama di tingkat global. “Diikuti lebih dari 10.000 pelajar di 31 negara, kami berharap kedua program ini mampu mengasah dan mengembangkan kreativitas anak muda Indonesia,” ungkapnya.
Dalam proses kompetisinya, sebut Makarim, para peserta juga diberikan wawasan tentang dasar pembuatan tayangan video dari naskah yang dikirimkan kepada panitia. “Sepuluh finalis terbaik mengikuti workshop intensif dari pakar perfilman Indonesia, yaitu Kamila Andini (penulis layar lebar dan sutradara) dan Ifa Isfansyah (sutradara layar lebar). Kedua pembicara tersebut memberikan pengetahuan secara teori dan praktik mengenai dengan penulisan naskah dan teknik pengambilan gambar; serta memberikan bimbingan pengembangan naskah video pendek finalis,” terangnya.