Kompetisi eSports tingkat universitas, IEL University 2019, saat ini telah memasuki babak penyisihan. Program yang diikuti oleh 12 universitas tersebut menawarkan total hadiah Rp 1 miliar. Adapun babak final IEL 2019 University Series akan dilangsungkan di Liga Game Arena.
Untuk babak penyisihan peserta luar Jakarta sudah selesai pada 28 Februari 2019 lalu. Sebanyak empat universitas yang lolos dalam babak penyisihan akan mewakili tim dari luar Jabodetabek untuk terbang ke Jakarta mengikuti pertandingan semi-final. Keempat universitas tersebut adalah Universitas KristenMaranatha dan Universitas Ciputra untuk tim DOTA 2 serta Universitas Kristen Petra dan Universitas Dian Nuswantoro untuk tim MLBB (Mobile Legends: Bang Bang).
Sementara itu, babak penyisihan untuk peserta Jabodetabek tengah berlangsung hingga 31 Maret 2019, di mana kompetisi Group Stage sudah mencapai puncaknya dengan Universitas Bina Nusantara unggul di kedua cabang game. Sementara Group B yang diwakili oleh UMN dan UBM masih harus bertanding di babak terakhir sebagai pertandingan penentu. Pemenangnya akan bersanding dengan Universitas Bina Nusantara.
Dikatakan Eddy Lim, Presiden IESPA, kompetisi eSports ini juga didukung penuh oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI), dan Indonesia Esports Association (IESPA). Kompetisi ini juga disahkan oleh Federasi Electronic Sports Asia (AeSF), dimana nantinya akan menjadi bagian dari Liga universitas resmi di bawah naungan IESPA.
Sejatinya, IEL University Series 2019 adalah upaya membangun ekosistem eSports di Indonesia sekaligus ajang persiapan calon atlet eSports, khususnya tingkat universitas. Sebab, mereka yang lolos seleksi nantinya dapat bergabung dalam pelatnas Indonesia untuk kejuaraan SEA Games 2019 di Manila yang akan digelar tahun ini.
"Esports yang dulu dianggap sekadar permainan, kini sudah berkembang menjadi industri yang menjanjikan, sehingga atlet-atlet perlu dipersiapkan sejak dini, bahkan lewat UKM di berbagai kampus," tegas Eddy.
Indikasi ke arah profesionalisme, menurut Eddy, sebenarnya sudah terlihat dalam IEL University Series 2019. Terbukti, ada beberapa player yang dilirik oleh tim Pro Player di saat berjalannya turnamen. Menariknya, dari liga ini muncul juga pemain-pemain IEL University Series 2019 yang langsung menjadi perhatian sepanjang pertandingan. Salah satunya FML, pemain DOTA 2 perempuan dari UDINUS dan Jessica Eveline pemain DOTA 2 dari UNTAR.
"Ini sesuai harapan IESPA dari kompetisi, yaitu kemunculan bibit unggul yang bisa berprestasi di kancah ke SEA Games tahun ini. Lewat ajang kompetisi seperti IEL University Series 2019, para pemain berbakat itu bisa 'ditemukan' sekaligus terhubung satu sama lain,” lanjut Eddy Lim.
Ditambahkan Farand Koala, Pro-Player eSports Indonesia, “Dengan adanya hadiah untuk menunjang esports lab tentunya akan sangat membantu universitas. Di samping itu, juga dapat menjadikan bidang eSports lebih serius. Untuk jangka panjangnya, hadiah tersebut sebagai pendukung dalam meregenerasi player esports di Indonesia. Sementara dari sisi universitas, hadiah tersebut dapat digunakan dengan lebih bijak,” tutupnya.