Pembangunan infrastruktur hingga 2019 mendatang menjadi salah satu fokus utama dari pemerintahan Jokowi. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga ahli teknik atau insinyur untuk mencapai pembangunan infrastruktur yang telah ditargetkan pemerintah.
Merujuk penilaian Persatuan Insinyur Indonesia (PII), kegiatan pembangunan infrastruktur yang tengah dilakukan pemerintah sejatinya akan membutuhkan puluhan ribu tenaga ahli teknik atau insinyur.
Masih menurut PPI, pembangunan infrastruktur di berbagai kawasan di Indonesia hingga tahun 2019 akan membutuhkan sedikitnya 82 ribu insinyur. Sayangnya, tenaga ahli yang tersedia saat ini hanya sekitar 20 ribu orang.
Berangkat dari fakta itu, maka Fakuktas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bersama Ikatan Alumni Fakuktas Teknik Universitas Indonesia (ILUNI UI) menggelar program "FTUI Untuk Negeri" mulai tanggal 27-29 Oktober 2017 di Gandaria City Mall, Jakarta.
Diterangkan Dekan FTUI Dedi Priadi, objektif dari perhelatan itu adalah untuk meningkatkan ketertarikan kaum muda dan masyarakat luas pada umumnya terhadap ilmu teknik. Harapannya, langkah itu dapat mencetak berbagai profesi di bidang teknik dengan memiliki kompetensi tinggi. Dengan demikian, para tenaga ahli teknik yang berkualitas dapat menjadi tulang punggung infrastruktur Indonesia.
Ia melanjutkan, salah satu contoh megaproyek yang membutuhkan banyaknya tenaga ahli teknik atau insinyur adalah pembangkit 35 ribu Megawatt dan ribuan kilometer jalan, hingga puluhan bandara dan pelabuhan baru.
"Proyek tersebut diharapkan bisa menjadi sarana pengembangan kapasitas bagi bangsa Indonesia untuk bisa bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk itu, seharusnya lebih banyak anak bangsa yang mampu menjadi ahli-ahli yang berkualitas dan punya kapasitas untuk melanjutkan pembangunan negeri ini," tandasnya.
Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2017, maka salah satu agenda dari kegiatan tersebut adalah talkshow bertajuk "Teknik untuk Negeri" di Gandaria City Mall, Jakarta. Sejumlah pembicara pakar dihadirkan di sana. Sebut saja, Prof. Dr. M Anis (Rektor UI), Prof. Dr. Dedi Priadi (Dekan FTUI), Ir. Supangkat Iwan Santoso M.T. (Direktur Pengadaan PT. PLN), dan Ir. Sugihardjo MSi (Sekretaris Jendral Kemenhub). Sementara itu, keynote speaker adalah Prof. Dr. -Ing. B.J. Habibie.
Pada kesempatan itu, FTUI juga memberikan penganugerahan “Lifetime Engineering Dedication Award” kepada Presiden RI ke-3, Prof. Dr-Ing. BJ. Habibie, sebagai alumni FTUI yang telah mendedikasikan hidupnya dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Saat ini, ditambahnnya, FTUI adalah salah satu fakultas terbesar di Universitas Indonesia dengan menyelenggarakan 12 Program Studi S1, 7 Program Studi S2, dan 7 Program Studi S3. FTUI memiliki 7 Departemen, yaitu Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Metalurgi dan Material, Arsitektur, Teknik Kimia, dan Teknik Industri.
"Setiap tahunnya, FTUI mendidik lebih kurang 5.600 mahasiswa dan didukung oleh para pengajar tetap di antaranya 126 Doktor dan 55 Profesor berkualifikasi internasional. Sejak resmi berdiri pada 17 Juli 1964, FTUI telah meluluskan lebih dari 25.000 sarjana S1, S2, dan S3 yang tersebar di dalam maupun luar negeri," tutupnya.