UBL Gelar Literasi Media Online di Kalangan Remaja

Pengabdian Pada Masyarakat menjadi program rutin yang digelar Universitas Budi Luhur (UBL)--baik oleh dosen maupun mahasiswa. Pada Agustus ini, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) UBL memilih Penyuluhan Literasi Media Online sebagai bentuk programnya. Penyuluhan Literasi Media Online disampaikan oleh Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Linda Islami, MSi dan Mira Herlina, MIKom kepada para remaja di SMA Negeri 85 Jakarta Barat.

Penyuluhan seperti itu dipilih karena UBL melihat bahwa perkembangan teknologi harus disertai dengan pengetahuan yang memadai oleh pengguna teknologi, terutama generasi muda yang lebih sering menggunakana media sosial dalam berinteraksi dengan teman ataupun keluarga mereka.

"Sayangnya, terkadang anak-anak remaja menggunakan media sosial tanpa disertai pengetahuan yang cukup, sehingga akan menimbulkan masalah sosial. Di antaranya, saling bully di media sosial. Untuk itu, remaja perlu diedukasi tentang dampak positif dan negatìf yang bisa mereka peroleh dari media online maupun social media," ujar Linda.

Lebih lanjut Linda menegaskan bahwa dampak positif dari media sosial adalah penyampaian berita atau informasi yang lebih cepat, respon publik dapat segera dilihat, pesan dapat bertahan berulang ulang, dan ajang publikasi sekaligus promosi berbiaya murah. "Ciri-ciri komunikasi media sosial viral tersebar melalui teknologi dan berlangsung cepat, informal, bersifat anonim atau tanpa indentitas, cakupan area dunia, serta tidak mengenal batas waktu dan batasan batasan norma," ucapnya.

Sementara itu, dampak negatif media sosial bisa menimbulkan kampanye hitam, bahkan mudah sekali menjadi ajang bully atau olok olok. Untuk itu, kata Linda, perlu usaha ekstra untuk menyaring berita, karena citra positif bisa berubah negatif dalam seketika. "Itu sebabnya, remaja tidak boleh sembarangan berkomentar, menjaga etika berkomunikasi, dan sebaiknya berkomentar pada hal-hal positif yang bisa mendukung citra diri atau personal branding," tandas Linda.

Ditambahkan Mira, remaja juga harus cerdas menggunakan media sosial sebagai publikasi diri yang positif. Selain itu, remaja juga dituntut untuk memiliki pengetahuan dan attitude yang baik dalam menggunakan media sosial. "Kita semua harus peduli dengan dampak negatif yang ditimbulkan. Pengguna media sosial harus terus waspada pada konten-konten yang berbau negatif yang bisa merusak mental remaja," sarannya.

Senada dengan akademisi yang concern dengan penggunaan social media di kalangan remaja, Polri juga meghimbau agar remaja berhati-hati dalam menggunakan social media. Kompol Purwanta, MM, Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Selatan juga berpesan agar para remaja berhati-hati dalam menggunakan social media. Sebab, efek negatif penggunaaan social media dapat berujung penjara. "Mereka bisa dihukum bila melakukan pelanggaran seperti memposting, meng-copy, dan memviralkan berita tidak benar atau hoaks," tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)