Bagaimana pengaruh label halal terhadap kinerja brand-brand Kino Group? Terutama untuk produk makanan dan minuman, Harry Sanusi, Presiden Direktur Kino mengakui, sertifikasi halal memberi pengaruh besar terhadap penjualan produk-produk Kino. “Sehingga dapat kami sampaikan bahwa kontribusi consumer goods halal adalah 100% kepada pendapatan perusahaan,” katanya pertengahan tahun lalu.
Saat ini, produk-produk Kino yang telah mendapatkan sertifikasi halal adalah untuk semua produk beverage dan obat tradisional. Juga sebagian produk personal care antara lain Ellips, Resik V dan Sasha, pasta gigi siwak. Harry menjamin, seluruh bahan dan sistem produksi untuk semua produk tersebut memenuhi standar dan kualifikasi halal.
Sepanjang kuartal I-2018, pendapatan Kino masih didominasi oleh produk personal care. Proporsinya mencapai 50% dari total pendapatan Rp832 miliar, atau sebesar Rp417 miliar. Sisanya sebanyak 38% berasal dari minuman Rp316 miliar dan makanan sebesar 12% atau senilai Rp 97 miliar. Begitu juga pada kuartal II 2018.
Sertifikat SJH (Sistem Jaminan Halal) yang diraih PT Kino Indonesia Tbk dibuktikan dengan hasil Audit LPPOM MUI dan mendapatkan Status Sistem Jaminan Halal dengan nilai Excellence (Grade A). Nilai Excellence ini telah didapatkan oleh Kino sebanyak 3 kali berturut-turut sejak 2012. Kino dinilai telah berhasil mengaplikasikan sistem jaminan halal HAS 23000 di semua lini mulai dari ide pengembangan produk halal, pencarian formula dan bahan baku, suplai bahan baku, fasilitas produksi, proses produksi, sampai dengan proses distribusi yang telah memenuhi ketentuan yang ditentukan LPPOM MUI.
Dalam media briefing 9 Mei lalu, Danti Nastiti, Brand Manager Sasha mengatakan, pasar produk halal saat ini semakin besar. Lebih dari nilai tambah yang ditawarkan produsen, sekarang produk halal sudah menjadi tuntutan gaya hidup konsumen.
Menyiasati tuntutan tersebut, saat meluncurkan pasta gigi Sasha dua tahun silam, Kino menawarkan beberapa level benefit. Selain functional benefit, produk ini juga menawarkan emotionalbenefit, bahkan mengarah kepada spiritualbenefit untuk konsumen, mengingat siwak disunnahkan oleh Rasul SAW. “Saat mengembangkan produk ini, kami percaya bahwa sunah pasti ada alasannya. Ternyata memang menurut WHO, siwak membantu menjaga kebersihan gigi dan mulut,” tutur Danti.
Memasukkan siwak dalam pasta gigi memberi nilai beyond halal. Beyond halal pertama yakni Sasha memiliki functional sekaligus spiritual benefit. “Beyond halal kedua, halal bukan sekadar sertifikat di produknya saja hingga grade A tiga kali berturut-turut, tapi perusahaan pun sudah mendapat sertifikat. Halalnya dari hulu sampai hilir,” imbuh Danti.
Selain mendapat sertifikat Halal, pasta gigi Sasha juga sudah mendapat sertifikat Sistem Jaminan Halal (SJH). Persyaratan untuk mendapat sertifikat SJH bukan hal mudah. Setidaknya ada 11 persyaratan yang harus dipenuhi. “Sebelum bisa mendapatkan sertifikat SJH, suatu produk harus lulus mendapatkan sertifikat Halal tiga kali berturut-turut dengan nilai A atau excellent,” terang Dr. Lukmanul Hakim, M.Si Ketua LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian (Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia).
SJH sendiri adalah sertifikasi bagi perusahaannya, dan merupakan jaminan bahwa perusahaan tersebut berkomitmen memproduksi produk secara halal dari hulu ke hilir dan terus dijaga konsistensinya.
Mengenai sertifikasi halal grade A Pasta gigi Sasha, Lukmanul menyatakan, “Kami nyaman memberikan sertifikasi kepada PT Kino Indonesia Tbk sebagai produsen pasta gigi halal Sasha karena prosedur halal dipenuhi dengan baik, tetapi kami tetap akan mengawasi setiap tahun sesuai standar.”