Google kembali merilis laporan tahunannya, “e-Conomy SEA”, yang disusun Google bersamaG Temasek dan Bain & Company. Laporan bertajuk “At full velocity: Resilient and Racing Ahead” yang resmi dirilis pada akhir November ini (24/11), mengungkapkan sejumlah fakta menarik terakit ekonomi digital di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Dari studi ini terungkap bahwa di tengah tantangan pandemi, ekonomi digital di Indonesia diperkirakan mencapai US$ 44 miliar pada tahun 2020. Sementara sebelumnya, 2019, nilai ekonomi digital di Tanah Air baru mencapai US$ 40 miliar. Selanjutnya, pada 2025 mendatang, nilainya diprediksi akan menyentuh angka US$ 124 miliar. Itu artinya, tumbuh 23% jika dibandingkan tahun 2020.
Dibandingkan 2019, di tahun ini, ada dua industri yang mengalami pertumbuhan, yakni e-Commerce yang tumbuh 54% menjadi US$ 32 miliar dan Media Online yang naik 24% menjadi US$ 4,4 miliar. Sebaliknya, dua industri lainnya justru mengalami penurunan. Keduanya adalah Perjalanan Online yang turun 68%, dari US$ 10 miliar di 2019 menjadi US$ 3 miliar di 2020; dan Transportasi & Makanan yang turun 18%, dari US$ 6 miliar di 2019 menjadi US$ 5 miliar di 2020.
Namun, keempat industri tersebut semuanya diprediksi bertumbuh pada lima tahun yang akan datang. Di 2025, nilai ekonomi digital di industri e-Commerce diperkirakan mencapai US$ 83 miliar, Perjalanan Online mencapai US$ 15 miliar, Transportasi & Makanan akan mencapai US$ 16 miliar, dan Media Online akan mencapai US$ 10 miliar.
“Laporan tahun ini menunjukkan ekonomi digital Indonesia terus bertumbuh dua digit, dipimpin oleh e-commerce dan media online. Dengan adanya pandemi, sektor tertentu seperti perjalanan dan transportasi memang terhambat. Namun, hingga 2025, semuanya diperkirakan akan bangkit dalam jangka pendek hingga menengah,” terang Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf.
Pertumbuhan ekonomi digital juga terjadi di kawasan Asia Tenggara. Studi ini menunjukkan bahwa ekonomi digital kawasan ini bertumbuh makin cepat akibat pandemi, yakni mencapai US$ 100 miliar di 2020. Selanjutnya, diperkirakan akan melampaui US$ 300 miliar pada 2025 mendatang.
Sejatinya, pertumbuhan nilai ekonomi digital juga diikuti oleh pertumbuhan konsumen digital. Tahun 2020, pengguna internet di Asia Tenggara mencapai 400 juta dengan jumlah pengguna baru yang mencapai 40 juta. Sebelumnya, 2019, pengguna internet di kawasan Asia Tenggara mencapai 360 juta.
Bagaimana dengan Indonesia? Dijawab Randy, “Di Indonesia, 37% konsumen digital menggunakan layanan baru karena wabah pandemi. Lebih dari setengah konsumen digital baru di Tanah Air atau 56%-nya berasal dari daerah non-metro. Sementara itu, 93% dari mereka berkata akan terus menggunakan setidaknya satu layanan digital setelah pandemi berakhir. Selain itu, waktu online rata-rata per hari sebelum pandemi mencapai 3,6 jam. Selanjutnya, selama pandemi meningkat menjadi 4,7 jam dan setelah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) menjadi 4,3 jam.”
Diakui Randy, di tengah kemudahan akses dalam mencari dan menemukan produk atau layanan melalui platform digital, memperoleh loyalitas konsumen menjadi tidak mudah. Oleh karena itu, brand harus mampu menghadirkan diferensiasi berupa produk atau layanan yang kompetitif dan terbaik agar konsumen mau kembali dan loyal.
Ditambahkan Alessandro Cannarsi, Partner and Leader dari Southeast Asia Private Equity Practice di Bain & Company, “Indonesia tetaplah pasar ekonomi internet terbesar di Asia Tenggara dan menjadi medan persaingan utama bagi platform-platform teknologi. Oleh sebab itu, mereka sangat siap untuk menjadi pendorong utama inovasi digital di kawasan ini. Meski masih terlalu dini untuk memastikan hasilnya, kami memperkirakan pertumbuhan dan percepatan akan terus berlanjut di sektor ini dalam beberapa tahun ke depan.”
Potensi ekonomi digital di Indonesia diperkuat dengan dibukukannya 202 kesepakatan investasi senilai US$ 2,8 miliar selama semester pertama 2020. Nilai investasi ini meningkat jika dibandingkan semester kedua 2019, yang mencapai US$ 1,4 miliar dengan 232 kesepakatan. Sementara itu, sepanjang 2019, total nilai investasi ekonomi digital di Indonesia mencapai US$ 3,2 miliar dengan 355 kesepakatan investasi.