Sejalan dengan tren smart city dan maraknya pembangunan infrastruktur di Tanah Air, industri kabel listrik dan kabel fiber optic pun turut bertumbuh. Setiap tahunnya, industri kabel listrik di Indonesia tumbuh 10%. Adapun nilai bisnisnya, mencapai Rp 10 triliun dalam setahun, dimana PLN berkontribusi Rp 5 triliun.
Dijelaskan Ketua Umum Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (Apkabel) Noval Jamalullail, nilai bisnis Rp 10 triliun tersebut belum termasuk nilai bisnis fiber optic. “Dalam setahun, nilai bisnis fiber optic mencapai Rp 3 triliun, dimana 30-40% masih impor,” ucapnya pada hari ini (5/8), di Jakarta.
Potensi itulah yang ditangkap oleh penyelenggara pameran dagang internasional bertajuk “Wire &Tube Southeast Asia”, Messe Düsseldorf Asia Pte Ltd. Pameran permesinan dan produk terbesar untuk industri kawat dan kabel di kawasan Asia Tenggara itu akan dihelat di Bangkok Trade & Exhibition Centre (BITEC) mulai 18 hingga 20 September 2019 mendatang.
Peluang pasar di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, memang tercatat sangat menggiurkan. Negara-negara di Asia Tenggara diperkirakan akan menghabiskan US$ 323 miliar untuk pengembangan infrastruktur. Mulai dari air jernih, udara bersih, energi, jalan, pelabuhan, kereta api, hingga pendidikan dan perawatan kesehatan.
Bahkan, di Thailand, pemerintahnya telah menjanjikan 1,5 triliun baht (setara 62 miliar dollar Singapura) selama lima tahun ke depan untuk mendorong pertumbuhan dan mengembangkan tiga provinsi Timurnya sebagai Koridor Ekonomi Timur. Dan, belanja infrastruktur tetap menjadi pendorong utama ekonomi dan proyek-proyek pembangunan baru di sana.
Oleh karena itu, jelang pameran “Wire &Tube Southeast Asia 2019”, Messe Düsseldorf Asia Pte. Ltd. menggelarseminar pada hari ini (5/8) di Jakarta. Sejumlah pembicara kelas dunia dihadirkan di sana. Mereka memaparkan pekembangan industri terkini dengan harapan para pelakau industri terkait di Indonesia memanfaatkan peluang yang ada dengan mengambil bagian dalam pameran tersebut.
“Pada seminar kali ini, kami menyampaikan informasi industri kawat, tabung, dan pipa Indonesia terkini. Kami juga mengajak mereka untuk menangkap peluang yang ada dengan meninjau pameran Wire & Tube Southeast Asia ke-13 yang akan diselenggarakan di BITEC-Bangkok, Thailand, guna memanfaatkan peluang yang ada,” tutur Gernot Ringling dari Messe Düsseldorf Asia Pte Ltd, Singapore.
Untuk masuk ke pasar Asia Tenggara yang sedang berkembang, khususnya Thailand, menurut Gernot, perusahaan dapat memamerkan produk baru, bertemu pembuat keputusan, menemukan peluang baru, dan membangun kemitraan yang kuat dan dapat diandalkan melalui partisipasi mereka di pameran “Wire and Tube Southeast Asia 2019”.
Digelar dua tahun sekali, ditambahkannya, “Wire & Tube Southeast Asia 2019” akan diikuti oleh lebih dari 400 perusahaan dari industri kawat, kabel, tabung dan pipa terkemuka dari seluruh dunia. Ia pun menargetkan 9.000 pengunjung hadir dan dapat bertemu tatap muka dalam menjalin hubungan bisnis dan kemitraan.