Era digital menuntut para pemasar untuk berinvestasi dalam menghadirkan pengalaman mobile (selular) terbaik bagi konsumen. Mengapa? Merujuk data yang dirilis Google, penetrasi mobile pada penggguna internet di Indonesia telah mencapai 94%. Sementara itu, 72% trafik website berasal dari mobile. Dan, 68% pengguna internet mencari informasi terlebih dahulu di smartphone, sebelum mereka melakukan pembelian.
Dipaparkan Muriel Makarim, Product Marketing Manager Google Indonesia, berangkat dari fakta itu, sudah saatnya pemasar memikirkan sejumlah cara yang dapat mengoptimalkan pengalaman mobile terbaik untuk konsumennya. "Sebab, berdasarkan penelitian yang kami lakukan, terungkap bahwa brand yang terlambat mengoptimalkan penggunaan mobile-nya akan jauh tertinggal," ucapnya.
Hal itu diperkuat dengan fakta bahwa 53% situs ditinggalkan pengguna atau konsumennya karena mereka membutuhkan waktu lebih dari 3 detik saat mengakses. "Dan, orang di Indonesia hanya mampu mentoleransi loading time hingga 6 detik. Sebaliknya, ada 89% konsumen atau pengguna yang mungkin akan merekomendasikan suatu brand jika mendapatkan pengalaman mobile yang positif," ujar Muriel.
Terkait optimalisasi pengalaman mobile konsumen, Google baru saja merilis hasil penelitiannya terhadap lebih dari 700 situs mobile di 15 negara di Asia Pasifik. Sedangkan di Asia Tenggara, ada 140 situs mobile yang diteliti, di mana 40-nya adalah situs mobile yang paling tinggi visitor-nya di Indonesia. "Ada tiga kategori situs mobile yang kami teliti, yakni kategori financial services, travel, e-Commerce," lanjutnya.
Hasil studi tersebut mengungkapkan, ada lima prinsip yang harus diperhatikan pemasar dalam mengoptimalisasi pengalaman mobile konsumen. Pertama, Findability (kemudahan pencarian), dimana pemasar dapat menggunakan fitur perlengkapan otomatis untuk menganjurkan penelusuran popular dan menyediakan fitur interaktif guna menyederhanakan pencarian di situs web.
Kedua, Product Pages atau halaman produk, di mana pemasar harus memastikan tingkat kredibilitas dan bantuan ulasan, serta memudahkan perbandingan produk. Ketiga, Registration & Conversion (Registrasi dan Konversi), dimana pemasar harus mampu memberikan rincian biaya di muka serta memberikan opsi pembayaran yang disederhanakan.
Keempat, Mobile Design (desain untuk mobile), yang harus mampu memberikan tajuk yang jelas, konten ditata baik, dan semua nomor telepon dapat disentuh. Kelima, speed atau kecepatan, dimana pemasar harus mampu meringkas konten, meningkatkan kinerja server, dan melakukan penyimpanan (caching).
Ditambahkan Muriel, hasil studi juga menunjukkan bahwa dari kelima prinsip tersebut, situs mobile di Indonesia terhitung tinggi performanya dari sisi Mobile Design dan Product Pages. "Namun, tiga prinsip lainnya, Findability, Registration & Convertion, serta Speed masih harus dibenahi oleh pemilik situs mobile di Indonesia," lanjutnya.
Sementara itu, terkait kecepatan, hasil studi menunjukkan bahwa ada tiga cara untuk meningkatkan kecepatan di situs mobile. Pertama, 87% merek di Indonesia mengatakan bahwa kecepatan mobile dapat dilakukan dengan meringkas konten. Kedua, 63% merek di Indonesia mengatakan bahwa kecepatan dapat dioptimalkan dengan menyimpan konten di browser pengguna (caching). Ketiga, 61% merek di Indonesia menyebutkan bahwa kecepatan mobile dapat dioptimalkan dengan mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan kinerja backend.
"Google memiliki Test My Site untuk membantu pemasar dalam menguji kecepatan situs mobile mereka. Cukup dengan memasukkan tautan situs bisnis pengguna di htttp://testmysite.withgoogle.com/intl/id-id, Test My Site akan melakukan evaluasi dalam waktu hingga satu menit," tutup Muriel yang menyebutkan bahwa Test My Site dapat digunakan secara gratis.