MIX.co.id - Lebih dari lima dekade di Indonesia, tepatnya 53 tahun, PT Ajinomoto Indonesia kian memperkuat komitmennya dalam meningkatkan harapan hidup sehat keluarga Indonesia. Lantaran, sejak Juli 1969, Ajinomoto Indonesia Group telah berpegang Teguh pada Ajinomoto Shared Value (ASV), yang berfokus pada pilar kesehatan dan kesejahteraan, sumber daya pangan, dan keberlanjutan global.
Diungkapkan Shinichi Matsumoto, Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia, “Melalui slogan globalnya Eat Well, Live Well, Ajinomoto terus memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, sekaligus melangkah ke arah bisnis berkelanjutan yang ramah lingkungan.”
Salah satu inisiatif berkelanjutan yang telah dihadirkan Ajinomoto adalah Ajinomoto untuk Indonesia Hijau. Melalui inisiatif tersebut, Ajinomoto konsisten melakukan praktik ekonomi sirkular untuk menciptakan proses produksi ramah lingkungan. Konsep circular economy (ekonomi sirkular) berkaitan dengan salah satu kebijakan yang digulirkan Kementerian Perindustrian, yakni industri hijau.
Ajinomoto melakukan praktik ekonomi sirkular sambil mempertahankan dan meningkatkan efisiensi produksi dari hulu hingga hilir pada proses produksi yang ada. Di hulu, dengan teknologi yang dimiliki, Ajinomoto menekan penggunaan raw materials untuk meningkatkan produktivitas. Pada proses tersebut hingga mencapai hilirnya, Ajinomoto menghasilkan co-product atau produk samping yang memiliki nilai jual dan bisa diaplikasikan di bidang pertanian. Selain mengolah produk samping cair dari hasil produksi MSG, Agriculture Development (Agri Dev) Department Ajinomoto juga mengolah produk samping dalam bentuk padat menjadi pembenah tanah GCC Mix, material pakan ternak TRITAN, dan beberapa co-product lainnya yang juga mempunyai nilai jual.
Pabrik Ajinomoto di Mojokerto juga telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai Zero Waste yang merupakan upaya meminimalkan dan mengurangi pencemaran lingkungan hingga ke titik nol. Berbagai upaya telah dilakukan Ajinomoto, seperti pengurangan emisi karbon, pengurangan konsumsi air, penerapan Bio-Cycle dan Eco-Activity yang menghasilkan co-product seperti Pupuk AJIFOL, AMINA, serta bahan baku pakan ternak FML. Selain itu, ada juga peningkatan pengelolaan air limbah agar ketika disalurkan ke Sungai Brantas, kualitas airnya menjadi lebih baik dan bersih.
“Kami juga berkomitmen mendukung pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, dari based line tahun 2016, dengan melakukan penghematan melalui peningkatan kualitas air (water treatment) pada aktivitas produksi. Komitmen kami ini juga merupakan wujud partisipasi Ajinomoto dalam mensukseskan program pelestarian lingkungan hidup dari Pemerintah Indonesia dan seiring dengan cita-cita Ajinomoto Co., Inc (Jepang) dalam membantu mengurangi dampak lingkungan hingga 50%. Langkah kami ini juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan air dalam skala regional, sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan sumber daya air akibat peningkatan konsumsi air,” papar Matsumoto.
Ajinomoto juga aktif menggelar kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas yang ada. Meski dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, kemampuan produksi MSG dan seasoning lain tidak terganggu dan masih bisa meningkat. Sementara itu, untuk udara yang lebih baik, Ajinomoto berpartisipasi dalam menurunkan tingkat emisi karbon di Indonesia dengan mengurangi 38.500 ton CO2 (emisi karbon) dan mengurangi konsumsi bahan bakar seluruh transportasi di tempat kerja serta memangkas penggunaan tenaga listrik.
Bahkan, Ajinomoto juga melakukan pengurangan material plastik pada salah satu produknya, Sajiku. Ajinomoto ikut berkontribusi mengatasi permasalahan penumpukan sampah plastik dengan mengurangi hingga 9,5% penggunaan material plastik di setiap kemasannya. Produk Ajinomoto yang lainnya, Masako, juga mengurangi penggunaan plastik pada header. Selain itu, Ajinomoto juga meluncurkan produk MSG AJI-NO-MOTO yang menggunakan kemasan kertas (paper packaging). Inovasi AJI-NO-MOTO Paper Packaging tersebut dapat mengurangi penggunaan material plastik hingga 30%.
Inisiatif berkelanjutan lainnya yang telah dijalankan Ajinomoto adalah terkait kesehatan. School Lunch Program (SLP) menjadi salah satu inisiatif Ajinomoto untuk mencegah masalah malnutrisi pada anak-anak. “Kami menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) dan menggelar program SLP yang kami laksanakan di pesantren penerima program. Melalui program tersebut, kami mendapatkan hasil yang positif dengan adanya perbaikan gizi para santri. Kami juga bekerja sama dengan Dept. Gizi Masyarakat IPB dan Kementerian Agama RI untuk menghadirkan buku panduan SLP yang berisikan edukasi gizi, tips pelaksanaan program, dan berbagai aplikasi menu lezat bergizi seimbang,” urai Matsumoto.
Di awal program, SLP memilih 6 pesantren sebagai pilot project yang kemudian berkembang dan menargetkan menjadi 12 pesantren. Program SLP yang dijalankan Ajinomoto ini berhasil mengurangi 8% kejadian anemia di kalangan santri Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah Bogor dan 20,9% di Pondok Pesantren Darussalam Bogor. Berangkat dari kisah sukses ini, Ajinomoto berkomitment untuk terus kontribusi untuk mengatasi masalah gizi anak di Indonesia.
Ajinomoto Indonesia juga konsisten menggelar rangkaian webinar kesehatan dengan topik kesehatan dan pemanfaatan MSG dalam pemenuhan nutrisi. Ajinomoto terus menyebarluaskan fakta-fakta informatif tentang MSG yang dapat digunakan sebagai penyedap rasa untuk membuat menu makanan sehat, bergizi seimbang, dan tetap memiliki rasa yang lezat.
Sementara itu, Ajinomoto berkomitmen untuk terus konsisten dalam menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH) di semua pabriknya. Hal itu dibuktikan Ajinomoto dengan berhasil mempertahankan predikat A dan meraih “HAS Award 2021” yang diselenggarakan pada 31 Mei 2021 oleh LPPOM MUI.