Segmen millennials di Indonesia tercatat masih belum "melek" investasi. Hal itu dibuktikan dengan hasil studi "The Future of Money" yang dilakukan Luno bersama agensi riset Delia pada Mei-Juni 2019 terhadap 7.000 responden yang tersebar di benua Eropa, Afrika, dan Asia Tenggara--termasuk Indonesia yang mencapai 15% dari total responden.
Merujuk hasil survei dari para responden di Indonesia, Luno menjumpai bahwa 69% segmen millennials Indonesia (23-38 tahun) tidak memiliki strategi investasi. Alhasil, kaum segmen millennials Indonesia masih sibuk menabung dibandingkan menggunakan uang yang mereka miliki untuk investasi.
Masih berdasarkan data tersebut, 44% millennials Indonesia hanya berinvestasi sekali setiap satu atau dua tahun. Bahkan, 20% dari mereka tidak berinvestasi. Sementara itu, 79% kaum millennials telah menetapkan anggaran bulanan dan 70% dari mereka cenderung mengikuti rencana anggaran tersebut.
"Temuan ini mengindikasikan bahwa kaum millennials Indonesia sebenarnya cukup disiplin dengan rancangan anggaran keuangan mereka. Namun, mereka hanya tidak mengetahui bagaimana menggunakan uang mereka untuk investasi, daripada sekadar menyimpannya dalam rekening bank," ujar Debora, Community Event Lead Luno Indonesia.
Ditambahkan David Low, General Manager Asia Tenggara Luno, hasil survei ini menunjukkan bahwa pentingnya sumber informasi yang jelas bagi investor baru. Kaum milenial adalah generasi digital savvy (cerdas digital) sehingga informasi kreatif menggunakan perangkat mobile dan platform online perlu diimplementasikan. "Hal ini sejalan dengan survei Luno yang menemukan bahwa 34% kaum millennial Indonesia mencari informasi keuangan melalui aplikasi dan situs web online," ucapnya.
Luno, yang memasuki pasar Indonesia pada tahun 2016, telah menyadari pengaruh dan potensi masa depan industri aset kripto di Indonesia. "Untuk itu, misi Luno adalah untuk mengedukasi masyarakat luas, termasuk millennials Indonesia mengenai bagaimana aset kripto dapat dijadikan pilihan aset alternatif untuk investasi. Dengan memastikan platform kami tetap mudah dan aman untuk digunakan. Kami juga rutin melakukan edukasi market, baik offline maupun online," imbuh David, yang menyebutkan jumlah pengguna Luno di Indonesia sudah mencapai 400 ribu, dimana 60%-nya adalah millennilas.
Sejalan dengan target Indonesia sebagai regional digital hub di Asia Tenggara pada tahun 2020, diakui David, Luno terus bekerja sama dengan Bappebti dalam perumusan regulasi aset kripto di Indonesia. Luno baru-baru ini juga mendapatkan izin dari pemerintah Malaysia sebagai salah satu dari tiga perusahaan aset kripto yang dapat beroperasi di negara tersebut.