MIX.co.id - Sebelum era transformasi, PT Kereta Api Indonesia (Persero) masih berorientasi pada produk: fokus pada fungsinya sebagai moda transportasi. Tahun 2009 menjadi tonggak bersejarah dimulainya transformasi KAI dengan revitalisasi perseroan menjadi service oriented company dan mengusung visi sebagai solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia.
Revitalisasi dilakukan dengan tetap berpegang pada brand positioning KAI sebagai perusahaan penyedia jasa transportasi penumpang, angkutan logistik, dan jasa lainnya yang in line dengan KAI. Dengan arahan tersebut, maka revitalisasi dilakukan untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan menciptakan anak-anak usaha yang lebih spesifik seperti KAI Wisata, KAI Logistik, KAI Commuter, KAI Bandara, KAI Service, dan KAI Properti.
Transformasi yang konsisten ini membuahkan hasil, dengan perbaikan kinerja keuangan pada tahun ketiga pasca transformasi (2012). KAI membukukan margin hingga Rp425 miliar, jumlah yang sangat signifikan dibandingkan kinerja sebelum transformasi (2008) yang merugi hingga Rp83 miliar. Pendapatan terus meningkat hingga pandemik 2020-2021 mengerem laju pertumbuhan KAI.
Pandemik yang membatasi mobilitas penduduk itu telah menyebabkan KAI membukukan rugi bersih sebesar Rp1,69 triliun sepanjang 2020. Padahal, pada 2019, KAI masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,02 triliun.
...