8Villages Indonesia Rilis Platform E-Commerce RegoPantes

Kendati literasi digital di segmen petani masih belum tinggi, yakni kurang dari 30%, namun bukan berarti mereka harus tertutup akses menuju digital. Pemerintah yang dalam beberapa tahun terakhir mengkampanyekan Go Digital untuk para UKM (Usaha Kecil Menengah), tentu menginginkan petani dapat juga Go Digital.

Demi mendukung misi pemerintah tersebut, maka 8Villages Indonesia meluncurkan platform eCommerce RegoPantes yang dapat diakses di www.regopantes.com. RegoPantes adalah solusi perdagangan online yang memungkinkan petani dapat menjual hasil pertanian secara langsung kepada konsumen dengan harga pantas, tanpa adanya perantara atau tengkulak yang selama ini selalu membeli ke petani dengan harga murah. Selain itu, platform eCommerce tersebut juga untuk menjembatani transaksi langsung antara petani dengan konsumen akhir (end user) di area Jabodetabek. Peluncuran dilakukan bersamaan dengan Hari Pangan Dunia yang jatuh pada pertengahan Oktober 2017.

Dijelaskan Wim Prihanto, COO 8Villages Indonesia dan Founder dari RegoPantes, faktanya petani tidak berdaya dalam menentukan harga jual di lapangan lantaran sudah ditentukan oleh pedagang atau tengkulak. Belum lagi, produk yang harus melewati delapan rantai tata niaga, yang notabene menjadi penyebab harga produk pertanian mahal di pasar. Sementara itu, petani hanya menerima bayaran yang murah.

“Hal itulah yang kemudian mendorong 8Villages Indonesia menghadirkan RegoPantes, sebuah platform eCommerce dalam bentuk web dan aplikasi untuk menjadi solusi agar petani mendapatkan harga pantas untuk setiap produk pertanian yang dijual. RegoPantes sendiri sudah melakukan validasi ide bisnis selama dua tahun sejak tahun 2015 secara offline, sebelum akhirnya mulai dikerjakan secara online dan menjadi bagian dari 8Villages Indonesia sejak April 2017,” papar Wim.

Dalam memperkenalkan platform RegoPantes, 8Villages Indonesia mengusung gerakan “Membeli Itu Membantu”. Melalui gerakan tersebut, 8Villages Indonesia menghimbau masyarakat agar lebih menghargai kerja keras para petani. Artinya, selain untuk kesejahteraan petani, gerakan “Membeli itu Membantu” juga menguntungkan dari sisi konsumen karena RegoPantes menawarkan harga produk pertanian yang lebih murah dibandingkan harga di pasar modern.

“Kami juga menawarkan kesegaran prima untuk setiap produk, baik buah dan sayur, karena waktu pesan hingga sampai rumah konsumen hanya dalam waktu 24 jam saja. Harga yang ditawarkan di website maupun aplikasi RegoPantes juga sudah termasuk ongkos kirim sampai alamat rumah/pengiriman konsumen,” kata Wim.

Sementara itu, menurut Direktur Bisnis Kecil Jaringan BNI Catur Budi Harto, dukungan BNI terhadap peluncuran RegoPantes semakin mengukuhkan komitmen perusahaan dalam mensejahterakan petani. “Website RegoPantes merupakan kelanjutan kerja sama BNI dengan PT 8Villages yang sebelumnya telah merilis aplikasi Petani46 untuk membantu petani dalam memperoleh informasi pertanian maupun pengajuan pembiayaan,” tegasnya.

Dalam ekosistem e-­‐commerce tersebut, ditambahkan Catur, BNI siap mendukung petani lebih sejahtera dengan bentuk kemudahan transaksi. Di antaranya, melalui payment gateway BNI seperti virtual account, transfer online, dan sebagainya.

“Saat ini, BNI telah menyalurkan pembiayaan melalui KUR Tani kepada petani untuk modal pengelolaan lahan. Petani akan mendapatkan Kartu Tani BNI yang berguna untuk memperoleh subsidi pupuk, asuransi jika gagal panen, e-­‐wallet pencairan KUR, dan manfaat lainnya. Para petani diajak untuk merancang pengolahan lahannya lebih matang. Hasil produksi pertanian tersebut dapat dipasarkan kepada konsumen dengan harga yang pantas melalui aplikasi dan website RegoPantes,” papar Catur, yang menyebutkan bahwa saat ini sudah ada 1,4 juta Kartu Tani yang sudah diterbitkan oleh BNI.

Hingga September 2017, lanjut Catur, BNI telah menyalurkan pembiayan kepada sektor pertanian sebesar Rp 2,5 triliun dengan jumlah penerima kredit sebanyak lebih dari 12.000 debitur. Khusus sampai dengan September 2017, BNI sebagai Bank penyalur KUR telah menyalurkan KUR ke sektor produksi sebesar Rp 2,2 triliun atau 41% dari total penyaluran KUR 2017 yang sebesar Rp 5,4 triliun. Itu artinya, langkah itu sudah sejalan dengan target pemerintah yang menetapkan penyaluran KUR ke sektor produksi minimal 40%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)