Format ini cenderung mendukung konsumsi impulsif, memicu pertanyaan penting: Apakah cara cepat dan masif dalam mengonsumsi konten ini benar-benar mendukung pengambilan keputusan yang terinformasi, atau hanya memprovokasi reaksi spontan yang kurang dipikirkan?
Kedua, Sun (2020) menekankan bahwa video pendek dapat meningkatkan keaslian konten dan membuat audiens merasa lebih terlibat. Namun, dalam praktiknya, tingkat keaslian ini bisa jadi hanya ilusi. Banyak dari video ini diproduksi dengan sangat cermat untuk menciptakan kesan keaslian yang tidak sepenuhnya murni. Ini mengarah pada pertanyaan etis tentang transparansi dan kejujuran dalam pemasaran digital.
Selain itu, Sedej (2019) mengungkap bahwa video pendek memiliki kepadatan informasi yang tinggi yang efektif membangkitkan emosi. Namun, ini juga bisa menjadi pedang bermata dua. Strategi pemasaran yang terlalu mengandalkan emosi bisa berpotensi manipulatif, memanfaatkan kelemahan psikologis audiens untuk mendorong penjualan daripada menyediakan nilai nyata.
Studi oleh Cheng dan Li (2023) menunjukkan bahwa video yang memiliki sentimen negatif atau perspektif orang kedua cenderung mendapatkan keterlibatan yang lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa audiens memang terhubung lebih dalam dengan konten yang mengandung konflik atau yang memposisikan mereka secara langsung dalam narasi.
Namun, ini juga bisa mencerminkan tren yang lebih luas dalam konsumsi media sosial di mana konten yang lebih provokatif atau kontroversial menjadi lebih diutamakan, yang bisa mengarah pada polarisasi dan kesenjangan sosial yang lebih luas.
Penggunaan kerangka kerja stimulus-organisme-respons dalam studi ini untuk mengeksplorasi pengaruh persepsi persona pada niat beli bisa memberikan wawasan baru dalam pemasaran video pendek. Namun, tetap penting untuk kritis terhadap bagaimana metrik seperti niat beli diukur dan bagaimana hubungan antara penciptaan nilai bersama dan persepsi persona sebenarnya mempengaruhi perilaku konsumen jangka panjang.
Secara keseluruhan, sementara pemasaran video pendek menawarkan peluang yang signifikan untuk inovasi dan keterlibatan, pendekatan yang kritis dan reflektif terhadap potensi dan keterbatasan mereka sangat penting. Ini akan memastikan bahwa strategi yang dikembangkan tidak hanya efektif dalam jangka pendek tetapi juga etis dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
RUJUKAN
Bhardwaj, J., & Sharma, A. K. (2020). How video marketing in E-commerce can boost sales. IME Journal, 14(1), 90-96. https://dx.doi.org/10.5958/2582-1245.2020.00013.5
Cheng, Z., & Li, Y. (2024). Like, Comment, and Share on TikTok: Exploring the Effect of Sentiment and Second-Person View on the User Engagement with TikTok News Videos. Social Science Computer Review, 42(1), 201-223. https://doi.org/10.1177/08944393231178603
Gan, J., Shi, S., Filieri, R., & Leung, W. K. (2023). Short video marketing and travel intentions: The interplay between visual perspective, visual content, and narration appeal. Tourism Management, 99. https://dx.doi.org/10.1016/j.tourman.2023.104795
Sedej, T. (2019). The role of video marketing in the modern business environment: a view of top management of SMEs. Journal for International Business and Entrepreneurship Development, 12(1), 37-48. https://dx.doi.org/10.1504/JIBED.2019.103388
Sun, X. X. (2021). Research on the Influence of Video Marketing of Social Media Influencers on Consumers Purchase Intention of Beauty Products—Taking YouTube as an Example. Academic Journal of Business & Management, 3(2), 1-7. https://doi.org/10.25236/AJBM.2021.030201
Xiao, C. C., Zhu, Y. R., Hu, D., & Xie, Z. Q. (2020). The impact of Tik Tok video marketing on tourist destination image cognition and tourism intention. In 2020 International Workshop on Electronic Communication and Artificial Intelligence (IWECAI) (pp. 116–119). IEEE. https://doi.org/10.1109/IWECAI50956.2020.00031