Pada kelompok dengan status ekonomi lebih rendah, kesadaran isu mencapai 84% dengan 67% di antaranya turut serta dalam boikot, menegaskan bahwa isu ekonomi dan politik seperti ini sangat relevan dan mendapat respons aktif dari mereka.
Data tersebut menyoroti bagaimana isu global seperti konflik Israel-Palestina dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan menunjukkan dinamika kesadaran sosial serta kecenderungan untuk bertindak yang berbeda antara generasi dan kelompok ekonomi.
Keikutsertaan yang tinggi dalam boikot oleh generasi Z dan mereka dari SES rendah mungkin mencerminkan kecenderungan generasi muda dan kelompok ekonomi rendah untuk lebih terlibat dalam aktivisme sosial, serta menunjukkan bagaimana isu-isu keadilan global dapat memiliki resonansi khusus di kalangan tertentu dalam masyarakat.
Sebagian besar responden, terutama generasi Millennials di setiap kategori produk, menunjukkan kecenderungan untuk tidak menggunakan atau mengonsumsi kembali produk dari merek-merek yang diboykot.
Alternatif merek fast food, makeup, dan produk perawatan pribadi yang direkomendasikan oleh responden, menunjukkan sebuah adaptasi terhadap kondisi baru yang ditimbulkan oleh gerakan boikot tersebut.
Salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh mereka yang memutuskan untuk kembali menggunakan atau mengonsumsi produk yang sebelumnya diboykot adalah pernyataan dari perusahaan bahwa mereka tidak lagi mendukung Israel.
Namun, survei ini juga mengungkapkan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh konsumen dalam memboikot produk-produk tertentu. Lebih dari 65% responden merasa kesulitan untuk menghindari produk-produk yang biasa mereka gunakan atau konsumsi.
Keberadaan produk dari merek yang diboykot yang telah dimiliki, beragam diskon dan promosi yang tersedia, serta kurangnya produk alternatif menjadi kendala utama dalam partisipasi gerakan boikot.
Selain itu, ekspektasi responden terhadap merek-merek yang diboykot adalah agar mereka menghentikan dukungan terhadap Israel dan menginginkan produk lokal atau UMKM yang mendukung Palestina untuk berkembang lebih jauh.
Isu boikot ini juga menyoroti kesadaran dan partisipasi yang berbeda antar generasi dan status sosial ekonomi. Generasi Z dan mereka yang berada di kelompok sosial ekonomi menengah tampak lebih aktif mengikuti dan berpartisipasi dalam boikot, dibandingkan dengan generasi lain dan kelompok sosial ekonomi lainnya.
Hal ini menunjukkan dinamika sosial dan ekonomi yang beragam dalam respons terhadap isu global, serta refleksi atas nilai-nilai dan prioritas konsumen Indonesia saat ini.
MIX.co.id - Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB), sebagai program CSR dari agensi komunikasi Cetta Satkaara,…
MIX.co.id - Merek koper Samsonite kembali hadir dengan kampanye keberlanjutan, Luggage Trade-in. Program signature tahunan…
MIX.co.id - Siapa bilang TikTokers hanya dimonopoli oleh Gen-Z dan milenial? Faktanya, tak sedikit kreator…
MIX.co.id – Di lanskap aplikasi yang kompetitif saat ini, brand menghadapi tekanan untuk menyediakan pengalaman…
MIX.co.id – PT Agrinesia Raya berbagi wawasan dan pengalaman (sharing) kepada pelaku usaha Thailand dalam…
MIX.co.id – Industri kosmetik dan perawatan kulit di Indonesia tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir.…