Kabar duka kembali datang dari industri otomotif Tanah Air. Setelah tahun 2015 lalu GM (General Motors) memutuskan untuk menutup pabriknya di Indonesia, tahun ini giliran PT Ford Motor Indonesia—yang hadir di Indonesia sejak tahun 2002—terpaksa menutup operasinya, baik akitivitas penjualan maupun dealer. Keputusan Ford Motor Global tersebut tentu saja berdampak pada 35 staf Ford dan 44 dealer Ford yang ada di Indonesia.
Langkah Ford menghentikan bisnisnya di Indonesia, diungkapkan Ketua III Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Johnny Darmawan, sangat disayangkan. Mengingat, penjualan Ford di Indonesia pada tahun 2015 lalu, cukup bagus. Tahun 2015 misalnya, mobil Ford sanggup terjual 6.013 unit (ritel). Itu artinya, Ford memang hanya menikmati 0,6 pangsa pasar mobil di Indonesia. "Gaikindo pun tidak bisa melarang (Ford--red) tentang keputusannya menutup operasinya di Indonesia," katanya.
Sayangnya, ribuan unit Ford yang sudah terjual di tahun lalu masih dinilai kurang menguntungkan oleh Ford Motor Global. Oleh karena itu, senasib dengan Ford di Jepang, akhirnya awal tahun ini Ford Motor Global memutuskan untuk menutup operasionalnya—baik pemasaran maupun penjualannya—di Indonesia.
Dinilai Johnny, “Dari sisi produk, sebenarnya hampir semua mobil Ford bagus dan dapat bersaing. Buktinya, Ford juga mendapat tempat di hati konsumen Indonesia. Sayangnya, bisnis Ford di Indonesia hanya jual-beli atau trading. Mereka tidak menciptakan industri, dengan membuka pabrik di Indonesia misalnya.”
Paska ditutupnya Ford di Indonesia, menurut Johnny, saat ini Pe-eR (Pekerjaan Rumah) dari Ford adalah bagaimana menangani konsumen yang sudah telanjur membeli Ford. Cukup dimaklumi, lantaran layanan purna jual untuk kendaraan yang nilainya terhitung tinggi adalah hal yang paling dibutuhkan konsumen.
