Dipaparkan Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia Hoerry Satrio, AstraZeneca menyelaraskan misi keberlanjutan dengan aspirasi pemerintah untuk mengurangi emisi dan restorasi lingkungan, sesuai dengan Kesepakatan Paris.
"Di AstraZeneca, keberlanjutan bukan hanya sekadar kata yang populer, tetapi tertanam dalam kebijakan dan cara kerja kami. Selain Kantor Pusat Jakarta berwawasan lingkungan yang baru hari ini, kami juga memiliki MoU penanaman 20 juta pohon melalui program unggulan kami - AZ Forest - dengan pemerintah," jelas Hoerry.
Lebih jauh ia menjelaskan, AstraZeneca juga mengambil beberapa langkah untuk mengurangi emisi GHG (Greenhouse Gases), seperti budaya kerja hibrida yang memprioritaskan digitalisasi, menerapkan pembatasan penerbangan dengan kompensasi karbon, dan mengembangkan program berorientasi pasien untuk pemuda dan masyarakat yang sehat. "Selain itu, kami dengan 600 karyawan AstraZeneca bersiap untuk beralih ke kendaraan listrik untuk secara drastis mengurangi emisi GHG kami dalam waktu dekat," ucap Hoerry.
Sementara itu, Gustav Dahlin, Deputi Kepala Misi Kedutaan Besar Swedia untuk Indonesia, menekankan pentingnya kemitraan hijau antara Swedia dan Indonesia. Gustav menegaskan, "Kemitraan hijau inovatif ini menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan lingkungan oleh Swedia dan Indonesia. Kami sangat senang menyaksikan tonggak ini saat AstraZeneca Indonesia mengungkapkan kantor hijau baru mereka, sebuah bukti dari komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan sambil memimpin kolaborasi multi-pihak untuk mengatasi tantangan lingkungan bersama-sama."