Kondisi geografis Indonesia yang luas dan beriklim tropis serta jumlah penduduk yang mencapai 270 juta menjadi tantangan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Hal ini terutama berkaitan dengan proses distribusi vaksin yang harus dipastikan aman hingga ke penerima.
“Dalam pedistribusian vaksin, dibutuhkan rangkaian distribusi suhu dingin (cold chain) di mana vaksin harus selalu berada dalam kondisi suhu dingin tertentu dalam wadah penyimpanannya untuk menjaga kualitas dan efektivitas vaksin” ujar Maxi Rein Rondonuwu, Plt Dirjen P2P Kemenkes RI, dalam acara diskusi media virtual “Tantangan Distribusi Vaksin Covid-19 ke Pelosok Indonesia”, Selasa (20/4), di Jakarta.
Dengan target sasaran vaksinasi sebanyak 181.554.465 orang, pemerintah menargetkan satu juta penyuntikan vaksin dalam sehari. Hingga tanggal 10 April 2021, merujuk data di Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), baru sekitar 5.050.524 orang yang menyelesaikan dua tahap vaksinasi.
Dalam proses distribusi, menurutnya, harus dipastikan kualitas vaksin Covid-19 terjaga dengan baik. Untuk itu, harus dilakukan pemantauan vaksin sepanjang proses distribusi. “Dari Biofarma ke provinsi digunakan Bio Tracking dan Bio Detect yang dilengkapi freeze alert, alur perjalanan serta kualitas mutu vaksin selama perjalanan dengan memberikan peringatan dini ketika ada perubahan suhu yang signifikan dan dapat berdampak terhadap kualitas vaksin,” papar Maxi Rein.
Pendapat senada disampaikan Kristoforus Hendra Djaya, Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), yang menekankan tentang pentingnya wadah penyimpanan vaksin selama distribusi.
“Harus ada sistem distribusi yang terencana dengan baik serta tentunya didukung oleh ketersediaan wadah penyimpanan vaksin selama distribusi cold chain yang dapat diandalkan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan,” katanya.
Menjawab tantangan tersebut, PT Trisinar Indopratama (Technoplast) meluncurkan Insulated Vaccine Carrier (IVC) berteknologi tinggi yang memenuhi kriteria sistem distribusi cold chain untuk vaksin Covid-19 dan telah lolos uji oleh balai sertifikasi Sucofindo.
IVC Technoplast dilengkapi teknologi IOT yang menjamin keamanan kualitas vaksin selama proses pendistribusian ke lokasi tujuan dan mampu memberikan kestabilan suhu ruangan antara 2 sampai 8 derajat Celcius dalam waktu 48 jam, meski suhu di luar ruangan mencapai 30 derajat Celcius.
“Teknologi IOT ini tidak sekadar mendeteksi suhu dan lokasi saja, tetapi juga memberikan informasi seperti tanggal pengiriman vaksin dari produsen, jumlah vaksin, real time lokasi, track record suhu, nama kurir, identifikasi pesawat, dan nomor plat mobil. Setiap vaksin box memiliki QR code tersendiri,” jelas Dirut Technoplast, Ellies Kiswoto.
Sentra Vaksinasi Serviam menggunakan IVC Technoplast sebagai wadah penyimpan vaksin Covid-19. Menurut Bettia M.Bermawi, Kepala Bidang Tata Laksana dan Compliance Sentra Vaksinasi Serviam, IVC Technoplast bisa menjamin keamanan vaksin saat pendistribusian mengingat suhu yang stabil dan adanya alarm jika terjadi peningkatan suhu.
IVC Technoplast dibuat di dalam negeri. Meski begitu, produknya mulai dilirik negara lain. “Negara di Afrika, Peru, dan Argentina misalnya, tertarik menggunakan IVC Technoplast untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 di negaranya,” kata Ellies tandas. ()