Bango Bercerita tentang Tongseng

Menjelang Idul Adha 1437H, Bango semakin menegaskan fuctional benefit-nya sebagai pelestari warisan kuliner Nusantara. Setelah sebelumnya aktif mendorong pamor masakan semur, tahun ini mereka mengangkat keistimewaan hidangan tongseng, olahan masakan yang identik dengan daging kambing dan kecap.

“Kemeriahan Idul Adha sangat identik dengan santapan hidangan daging kambing bersama keluarga. Kami ingin menginspirasi para ibu untuk menyajikan hidangan Tongseng yang memiliki begitu banyak keistimewaan, sehingga menjadikannya sebagai salah satu warisan kuliner Nusantara yang patut kita kenali, cintai, dan lestarikan,” ucap Meila Putri Handayani, Head of Marketing Savoury and Spread PT Unilever Indonesia, Tbk.

tongseng

Tongseng memiliki kisah panjang yang mencerminkan kekayaan sejarah kuliner Nusantara. Keberadaannya bisa ditelusuri mulai abad 18-19, saat bangsa Arab dan India mulai datang ke Indonesia. Mereka memberikan pengaruh budaya kuliner dengan memperkenalkan ragam hidangan kambing dan domba. Berabad kemudian, di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jogja, muncul daerah-daerah hunian komunitas keturunan Arab dan India, yang kemudian dikenal sebagai daerah penghasil kambing. Warga lokal akhirnya mulai mengolah berbagai hidangan berbahan dasar daging kambing.

Kreasi pertama yang dikenal adalah sate kambing dengan cara penyiapan dan penyajian khas Nusantara. Karena sate biasanya hanya menggunakan daging atau hati, sisanya (jeroan dan tulang) kemudian diolah lagi menggunakan bumbu rempah dan santan, menghasilkan hidangan bernama gule/gulai kambing yang merupakan pasangan sate.

Setelah sate dan gule, masyarakat di Selatan Jawa mulai meracik menu baru yang mendapat pengaruh maraknya pendirian pabrik gula pasir dan gula merah, serta pabrik kecap. Dari kreativitas itu terciptalah sebuah hidangan yang dibuat dengan cara mengoseng daging kambing bersama kecap, aneka bumbu iris, dan memasaknya dengan kuah gulai. Untuk menambah tekstur dan kesegaran, diberi irisan tomat dan kubis. Hidangan ini kemudian dikenal dengan nama Tongseng.

Pengamat kuliner Arie Parikesit percaya, cikal bakal hidangan Tongseng berasal dari Kecamatan Klego, Boyolali. Buktinya di Kecamatan tersebut terdapat Patung Sate Tongseng yang menunjukkan kebanggaan masyarakat Klego pada hidangan otentik ini. “Sejalan dengan waktu dan perpindahan penduduk Klego ke wilayah-wilayah lain, Tongseng pun bermunculan di berbagai tempat di Pulau Jawa,” paparnya. Kendati persebaran tongseng diikuti dengan berbagai modivikasi bumbu dan penyajian, menurutnya, citarasa otentik tongseng tidak bisa lepas dari keberadaan kecap sebagai salah satu bahan kunci.

Untuk memberikan experience lebih dalam, Bango menghadirkan tiga penjaja tongseng legendaris yang berasal dari berbagai wilayah Pulau Jawa. Legenda kuliner pertama adalah Tongseng Pondok Sate Kambing Muda Pejompongan, Jakarta yang dirintis oleh Sukatni sejak 1994. Pondok sate legendaris di Jakarta ini telah dinobatkan sebagai salah satu Duta Bango di pelaksanaan Festival Jajanan Bango (FJB) 2009. Kepada para jurnalis, Sukatni berbagi rahasia di balik empuknya daging olahan di warungnya. Ia selalu menggunakan nanas yang diblender saat menumis daging kambing.

Legenda selanjutnya adalah Tongseng Petir Pak Nano yang terletak di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Mencerminkan nama warung yang sudah berdiri sejak tahun 1984 ini, tongseng kambing yang juga menjadi favorit di warung ini memiliki rasa pedas 'menggelegar' dari penggunaan cabe rawit yang sangat royal, selain bumbu-bumbu lainnya yang sangat terasa. Uniknya, pengunjung bisa memesan tingkat kepedasannya, dari mulai level PAUD (Pendidikan Anak Usai Dini), play group, hingga yang paling pedas: level profesor.

Tongseng lainnya dipersembahkan oleh Tongseng Kicik Pak Jede, Yogyakarta. Tongseng Kicik ini sangat khas karena kuahnya diresapkan sepenuhnya meninggalkan sedikit kuah yang lebih mirip saur kental dan berbumbu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)