Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan social enterprise di Indonesia mulai menguat. Hal itu ditandai dengan makin maraknya perusahaan yang fokus mendasari bisnisnya pada social enterprise. Sebut saja, Yayasan Cinta Anak Bangsa yang telah memberikan akses pendidikan kepada lebih dari dua juta anak-anak tidak mampu.
Selain itu, ada Koperasi Mitra Dhuafa yang sudah memberi akses layanan keuangan dasar yang layak kepada lebih dari 600.000 masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah.
Ada juga Bina Swadaya, organisasi yang telah berdiri lebih dari 50 tahun dan telah mengembangkan ratusan ribu Kelompok Swadaya Masyarakat di Indonesia agar masyarakat lokal sadar dan mampu mengembangkan diri mereka sendiri.
Fenomena menguatnya tren social enterprise juga dicemarti oleh DBS Foundation. Berbagai dukungan demi tumbuh kembang social enterprise telah dilakukan oleh DBS Foundation, mulai dari sesi mentoring hingga dana hibah.
Sebagai salah satu program dukungan terhadap tumbuh-kembangnya wirausaha sosial di Indonesia, DBS Foundation bersama UKM Center FEB UI telah menerbitkan buku berjudul “Berani Jadi Wirausaha Sosial?” pada tahun 2016.
Penerbitan buku tersebut membuat DBS Foundation--sebagai yayasan yang menjadi bagian dari Bank DBS Indonesia--menjadi pelopor sekaligus pemain utama di industri yang mengedukasi masyarakat Indonesia perihal social enterprise.
Sebagai program berkelanjutan, pada akhir Agustus 2020 ini, DBS Foundation kembali bekerja sama dengan UKM Center FEB UI untuk menerbitkan seri lanjutan berjudul “Profit untuk Misi Sosial”.
“Buku ini dapat menjadi referensi bagi berbagai kalangan, termasuk masyarakat yang ingin mulai mengembangkan bisnis menjadi social enterprise serta kalangan bisnis yang ingin bertransformasi ke bisnis sosial atau bisnis sosial yang ingin mendapatkan wawasan. Buku ini dapat diunduh secara gratis di go.dbs.com/id-seh,” papar Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika.
Diakuinya, Bank DBS senantiasa fokus dalam mendukung dan memajukan usaha sosial di Indonesia melalui berbagai program, mulai dari edukasi, pendampingan, pelatihan bisnis, pendayagunaan, hingga pemberian dana hibah, di mana penerbitan buku “Profil untuk Misi Sosial” sebagai buku kedua ini menjadi salah satu bagian dari program edukasi.
“Kami percaya wirausaha sosial merupakan masa depan bisnis, karena selain menjalankan bisnisnya, mereka juga mampu menciptakan dampak positif sekaligus menyelesaikan isu sosial yang terjadi di masyarakat dalam berbagai aspek. Kami berharap buku ini dapat meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat Indonesia tentang wirausaha sosial,” harap Mona.
Dampak yang dihasilkan oleh social enterprise dirasakan semakin besar berkat dorongan dan usaha kumulatif yang diawali oleh peran berbagai pihak melalui dukungan finansial. Misalnya Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UMKM membuat program bernama ‘Bantuan Pemerintah bagi Wirausaha Pemula’ bagi social enterprise skala mikro per tahunnya.
Bantuan tersebut diberikan kepada 2.500 wirausaha yang beroperasi selama minimal enam bulan dan maksimal tiga tahun dengan pendanaan maksimal Rp 12 Juta per usaha. Selain pemerintah, sektor swasta juga turut memberikan dukungannya seperti Bank DBS yang memberikan hibah sebesar SGD 50.000 hingga SGD 250.000 melalui program Social Enterprise Grant DBS Foundation setiap tahunnya.