MIX.co.id - Tingkat konsumsi susu di Indonesia masih tercatat rendah, yakni 16,27 kg per kapita per tahun. Hal itu membuat Indonesia tertinggal jika dibandingkan negara-negara tetangga. Diungkapkan Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU., Menteri Kesehatan RI, pada peringatan Hari Susu Sedunia 2023 yang digelar hari ini (30/5), di Malang, “Konsumsi protein perkapita masyarakat Indonesia sudah di atas standar nasional yaitu 62,2 gram dari standar nasional 57, tetapi konsumsi sumber protein hewani, salah satunya susu dan produk olahannya masih rendah.”
Menurutnya, konsumsi susu dapat meningkatkan kecukupan gizi. Susu mengandung protein, kalsium, serta vitamin dan mineral yang banyak dibutuhkan oleh tubuh serta memperkuat sistem imunitas. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan berfokus pada edukasi dalam mencegah masalah gizi melalui pendekatan siklus hidup dimulai dari masa anak-anak dan remaja guna mendukung peningkatan tumbuh kembang.
Untuk memperkuat kesadaran dan kerja sama seluruh pihak dalam mengedepankan peranan penting industri susu bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, PT Greenfields Dairy Indonesia menggelar acara peringatan “Hari Susu Sedunia 2023”, pada hari ini (30/5), di peternakan pertamanya yang terletak di dataran tinggi Malang, Jawa Timur.
“Hari Susu Sedunia” diperingati setiap tanggal 1 Juni untuk menggarisbawahi peranan industri susu dalam menyokong tiga pilar, yaitu (1) meningkatkan status nutrisi masyarakat, (2) memastikan keberlanjutan lingkungan lewat proses produksi yang bertanggung jawab, dan (3) memajukan kesejahteraan masyarakat dan komunitas.
Diungkapkan Andre Rompis, CEO Greenfields Indonesia, “Greenfields Indonesia bermula dari bisnis peternakan yang didirikan oleh para profesional di bidang agrobisnis pada 1997 lalu, sehingga kami sangat memahami pentingnya mengelola dan menjaga kenyamanan seluruh sapi kami yang saat ini berjumlah lebih dari 19.000 ekor, dari jenis Holstein dan Jersey. Kami menjalankan ‘Greenfields Farming Philosophy’, best practice dairy farming management yang menjamin baiknya kuantitas dan kualitas produk mulai dari peternakan, proses produksi hingga tiba di tangan konsumen. Seluruh rangkaian proses produksinya dikawal oleh para ahli dan tenaga profesional terpercaya.”
Konsistensi dari komitmen tersebut melahirkan happy cows yang memiliki produktivitas tinggi, mencapai hingga 34 liter per sapi, atau hampir tiga kali lipat dari rata-rata produktivitas sapi dari peternakan lain. Pada akhirnya, rata-rata produksi susu sapi segar Greenfields Indonesia tiap tahun mencapai hingga 97 ribu ton atau kurang lebih 10% dari total produksi SSDN 2022. Prestasi lainnya adalah dengan penerapan biosecurity yang ketat, sapi-sapi di kedua peternakan Greenfields Indonesia dapat terhindar dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Setiap rangkaian proses produksi yang dijalankan oleh Greenfields Indonesia juga dilakukan penuh dengan tanggung jawab, berpihak pada lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat dan komunitas lokal. Heru Setyo Prabowo, Head of Dairy Farm Development & Sustainability, Government, Environment and Safety Farm Greenfields Indonesia, menambahkan, “Beberapa langkah kami dalam melestarikan lingkungan di antaranya adalah dengan memanfaatkan solar panel sebagai tambahan pasokan energi, menggunakan kandang konsep kandang terbuka dengan sirkulasi udara yang baik agar tidak menciptakan gas rumah kaca, pengolahan air bekas pembersihan kandang agar bisa digunakan untuk pembersihan selanjutnya, hingga melakukan pengolahan kotoran sapi menjadi listrik biogas dan juga pupuk.”
Sementara itu, untuk pemberdayaan masyarakat dan mewujudkan ekonomi sirkular, lanjut Heru, Greenfields telah melaksanakan berbagai program, salah satu yang banyak diminati adalah Kemitraan Sapi Perah Greenfields (KSG) yang telah berjalan hampir 16 tahun. Dari 220 mitra peternaknya, rata-rata KSG menghasilkan 15 ton susu per hari atau sejumlah Rp108 juta per hari. “Selain itu, kami juga membuka kesempatan kepada masyarakat untuk menyediakan pakan bagi seluruh sapi kami. Setiap tahunnya transaksi untuk kebutuhan rumput odot mencapai Rp 7,5 miliar sedangkan tebon jagung mencapai lebih dari Rp 100 miliar,” ungkapnya.
Saat ini, Greenfields Indonesia menyediakan beragam varian produk olahan susu seperti fresh milk, UHT (terbuat lebih dari 50% fresh milk), fresh yoghurt yang bakteri baiknya masih hidup, hingga fresh cheese dengan berbagai varian. Selain itu, sebagai pemimpin pasar dalam kategori fresh milk dengan market share lebih dari 50%, Greenfields Indonesia juga terus mengedepankan edukasi untuk mengajak masyarakat rutin mengonsumsi susu segar, salah satunya melalui kampanye #StartFresh yang baru-baru ini diluncurkan.
Menkes Budi Gunadi pun mengapresiasi Greenfields Indonesia atas peran serta dalam pemenuhan kecukupan gizi bagi masyarakat dengan produk protein hewani berkualitas dan industri yang ramah lingkungan. “Kami berharap Greenfields dapat terus berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam mendukung transformasi layanan kesehatan primer dengan menghadirkan produk dan layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia. Selamat memperingati hari susu sedunia,” harapnya.