MIX.co.id - Program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 resmi diluncurkan GoTo Impact Foundation (GIF), organisasi penggerak dampak yang didirikan oleh Grup GoTo. Dirilis pada Maret ini, program CCE 3.0 mengusung tema #LokalBerdaya.
Memasuki tahun ketiga, GIF melalui CCE akan berinovasi bersama para changemakers dan komunitas lokal untuk memberdayakan masyarakat di Belitung, Lombok Tengah, Magelang, dan Malang, agar terus bertumbuh, dan mampu menyelesaikan masalah sosial, lingkungan, dan ekonomi secara mandiri.
Setelah tiga tahun bergerak bersama 80 changemakers dan 50 mitra, CCE telah menghasilkan 18 inovasi di Bandar Lampung, Semarang, Makassar, Bali, Labuan Bajo, dan Danau Toba. Dari perjalanan itu, GIF mengidentifikasi tiga pembelajaran penting, yaitu permasalahan kompleks tidak bisa diselesaikan oleh satu organisasi saja, tidak bisa dituntaskan dengan pendekatan yang bersifat general tanpa penyesuaian dengan konteks lokal, dan tidak cukup jika hanya menyasar satu sektor.
Dituturkan Monica Oudang, Chairperson GoTo Impact Foundation, ”GIF menginisiasi CCE sebagai katalis untuk mengakselerasi dampak yang berkelanjutan dalam skala yang lebih besar di Indonesia. Melalui CCE, kami terus menyempurnakan pendekatan innovation ecosystem, sebuah upaya yang menjunjung gotong royong guna mendorong lahirnya inovasi. Ini lebih dari sekadar kolaborasi, namun juga menggabungkan kekuatan untuk berkreasi bersama."
Melalui CCE 3.0, lanjutnya, GIF berusaha membangun sistem melalui perubahan pola pikir dan perilaku, memecahkan masalah secara holistik, dan memastikan adanya manfaat ekonomi bagi setiap pihak yang terlibat, termasuk masyarakat lokal.
Tahun ini, CCE berkolaborasi dengan Bappenas RI dan Kemenparekraf RI yang telah terlibat sejak CCE gelombang pertama dan kedua. CCE memfokuskan pemilihan empat lokasi berdasarkan prioritas pemerintah, urgensi permasalahan, hingga ketersediaan infrastruktur dan changemakers.
Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, menyampaokan, “Masyarakat setempat berada di garis depan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan wisata. Kami sangat berharap bahwa solusi yang dihadirkan para changemakers bisa benar-benar membangun kemandirian masyarakat sehingga masyarakat bukan hanya berperan sebagai penerima manfaat, tapi sebagai salah satu aktor utama yang dapat mendorong pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan.”
Sementara itu, Pungkas Bahjuri Ali, selaku Staf Ahli Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan selaku Kepala Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), Kementerian PPN/ Bappenas RI, menyatakan, “Kehadiran para changemakers diharapkan bisa menghadirkan berbagai inovasi yang diterapkan langsung di lapangan untuk mengatasi berbagai permasalahan kompleks, serta berkontribusi terhadap capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030.”