Belanja Iklan Bertumbuh, Wicaksana Indonesia Incar Pengiklan OOH di Jawa Tengah

MIX.co.id - Nielsen Indonesia menyebutkan bahwa belanja iklan di berbagai media mencapai Rp 135 triliun pada semester pertama 2022. Nilai tersebut mengalami kenaikan 7% dibandingkan semester pertama 2021 yang hanya mencapai Rp127 triliun.

Putranti Laksitareni, Direktur Media dan Investment Wicaksana Indonesia

Dituturkan Putranti Laksitareni, Direktur Media dan Investmen dari Wicaksana Indonesia, perusahaan periklanan yang telah beroperasional selama 30 tahun dan berpengalaman membantu strategi media iklan luar ruang di berbagai perusahaan nasional di Indonesia, "Sebagai perusahaan periklanan yang berasal dari Jawa Tengah (Jateng), ada banyak data menarik yang kami olah untuk menjangkau market yang lebih luas."

Hal itu ditandai dari banyaknya investasi baru di Jawa Tengah, seperti pembangunan Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). "Selain itu, dipicu juga oleh infrastruktur yang semakin terkoneksi melalui pembangunan jalan tol yang menghubungkan wilayah Barat dan Timur," ungkapnya.

Salah satunya, laporan Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah dalam forum Central Java Investmen Business Forum (CJIBF) November 2022 lalu, yang menyebutkan jika nilai realisasi investasi di Jawa Tengah tercatat positif dan memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi daerah yang mencapai 5,66%.

Hasil laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, jika rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan Rp 1,26 juta per bulan untuk konsumsi, baik makanan dan non makanan. Kabar baiknya, wilayah provinsi Jawa Tengah punya pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya, yaitu sebesar 0,31% pada kuartal III-2021 untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga.

“Jumlah penduduk di Jawa Tengah dan DIY hampir capai 40 juta lalu didukung dengan karakter yang njawani dan masih menyukai hal yang konvensional dan tradisional. Dengan demikian, membuat layanan promosi seperti billboard dan baliho bisa meraih market yang lebih besar," lanjutnya.

Hingga saat ini, menurut Putranti, media luar ruang masih menjadi media promosi pilihan di tengah tempuran iklan digital. Terbukti, Kota Semarang memiliki megatron 3D terbesar di saat kota Surabaya belum memilikinya.

Berdasarkan hasil penelitian dari Christine Moorman, Megan Ryan, dan Nader Tavassoli yang berjudul “Why Marketers Are Returning to Traditional Advertising” yang dipublikasikan di Harvard Business Review 2022, jika pengiklan mulai kembali ke media tradisional, maka media promosi seperti OOH (Out of Home) akan makin banyak dimafaaatkan.

Data yang disampaikan pada riset tersebut mengungkapkan jika pengguna internet sudah mulai jenuh dengan iklan digital yang memenuhi layar, iklan di media tradisional dianggap lebih dipercaya. Bahkan, kebijakan perlindungan data pribadi dan global di internet membuat respons pengiklan mengubah haluan kembali ke media tradisional.

Diyakini Putranti, hasil riset tersebut semakin memperbesar peluang bagi pengiklan di Jawa Tengah untuk berkembang dan sukses menjangkau pasar baru. “Ada data menarik pula yang terhimpun menurut survey databoks, yakni adabya kenaikan belanja di media tradisional sebesar 12,9 persen di Februari 2022. Beberapa perusahan berbasis B2C (business-to-consumer) service dan B2C product diprediksi akan menaikkan belanja iklan media tradisional dalam 12 bulan ke depan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)