Jika melihat statistik jumlah kepesertaan BPU BPJS Ketenagakerjaan periode kedua, bisa disebut bertumbuh pesat dari periode pertama. Bagaimana tidak, pertumbuhan tersebut mencapai 540 persen.
"Program evaluasi monitoring ini sudah bisa merangsang karena dari yang pertama kami tumbuh ke periode kedua ini sebesar 540 persen. Luar biasa capaian itu. Harapan kami dan sampai sekarang juga evaluasi sampai ke tanggal 24 Oktober ini dibandingkan dengan periode kedua, kami sudah tumbuh 24 persen," kata Haris.
Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Zainudin turut mengapresiasi dan pujian atas kinerja KC Kantorpos dalam meningkatkan jumlah kepesertaan BPU. Ia pun berharap kinerja mereka bisa ditingkatkan lagi dalam Racing Contest Joint Marketing, khususnya untuk periode ketiga nanti.
Zainudin memastikan pihaknya dan Pos Indonesia akan makin agresif menjangkau pekerja informal untuk bisa ikut kepesertaan BPU BPJS Ketenagakerjaan, khususnya menjangkau para UKM (Usaha Kecil Menengah). Mengingat, jumlah UKM sangat besar di Tanah Air dan berhak mendapat manfaat BPJS Ketenagakerjaan.
"Bersama Pos, kami sudah mencoba di beberapa tempat. Jadi UKM yang kami akusisi, kami serahkan ke teman-teman Pos. Karena dari 850 ribu perusahaan yang daftar ke kami, 70 persennya UKM. Jadi ini pasar baru bagi Pos maupun BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan perlindungan tetap lanjut dan berjalan," ucap Zainudin.
Sementara itu, Executive General Manager KCU Karawang Yohanes Teguh Santoso, yang menerima penghargaan itu mengatakan, ada dua langkah dan upaya dilakukan, baik dari sisi internal dan eksternal.
"Dari sisi internal, kami pastikan semua keluarga, semua teman-teman kami kenal dengan baik dan dekat itu semuanya sudah terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan. Kami mewajibkan semua pegawai dan keluarganya ikut mencari tetangganya, teman-teman atau kenalannya yang belum ikut bisa didaftarkan BPJS Ketenagakerjaan," jelas Yohanes.
Dari sisi eksternal, KCU Karawang melakukan pendekatan ke institusi, pemerintah maupun swasta, hingga UKM. Kemudian, mereka juga melakukan sosialisasi dengan pekerja informal seperti nelayan, sopir angkot, hingga tukang becak.