Berkolaborasi dengan IDI, Rumah Sunat dr. Mahdian Edukasi tentang Pentingnya Sunat yang Aman

MIX.co.id - Rumah Sunat dr. Mahdian berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menggelar program edukasi tentang sunat aman dengan metode modern. Program edukasi ini digelar untuk membangun kesadaran sekaligus pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya sunat yang aman.

Digelar hari ini (22/11) dalam format webinar, program edukasi ini menghadirkan sejumlah pembicara pakar seperti Ketua Umum PB IDI dr. Daeng Faqih, S,H, MH; dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, selaku Founder Rumah Sunat dr. Mahdian; dr. Asrul Muhadi, Sp.B, Dokter Spesialis Bedah; dan dr. Reisa Broto Asmoro, dokter bedah umum yang juga menjabat sebagai Kepala Komunikasi Gugug Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia serta aktif sebagai Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PBIDI).

Diungkapkan dr. Daeng, sunat yang baik dan aman adalah dengan metode klem, serta yang direkomendasikan WHO. Sementara itu, tradisi sunat sudah dilakukan sejak lama dengan beragam metode yang berbeda. Sunat atau sirkumisi adalah tindakan medis untuk membuang sebagian atau seluruh kulup (prepusium) dengan tujuan tertentu. Sebuah studi dari Saudi Urological Association, mengungkapkan bahwa sekitar 30% laki-laki di dunia dan 35% laki-laki di negara berkembang telah disunat.

Belakangan, sunat dengan metode laser semakin diminati dan dipilih sebagai metode sunat dengan proses yang lebih singkat. Namun demikian, sebenarnya metode ini memiliki berbagai risiko yang berbahaya bagi kesehatan.

Dituturkan dr. Asrul Muhadi, Sp.B Dokter Spesialis Bedah, anak yang tidak disunat berisiko terkena infeksi saluran kemih (ISK) sebesar 3-10 kali dibanding anak yang disunat pada tahun pertama kehidupan dan risiko kanker penis meningkat pada pria yang tidak disirkumsisi. Selain itu, masih banyak manfaat lainnya dari tindakan sunat yang sangat baik bagi kesehatan.

“Anggapan masyarakat tentang sunat laser menggunakan energi cahaya ternyata tidaklah tepat. Sunat laser sebenarnya menggunakan energi panas dengan alat elektrokauter untuk memotong jaringan, koagulasi, dan diseksi,” urainya.

Guna meminimalisir berbagai risiko yang mungkin terjadi pada tindakan sunat, hadirlah metode Klem yang telah direkomendasikan oleh WHO sebagai metode sunat terbaik. Dari sekian banyak Klem yang digunakan di Indonesia, Mahdian Klem merupakan satu-satunya produk asli karya anak bangsa yang telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Diterangkan Dr. Mahdian Nur, sunat dengan metode Mahdian Klem bisa meminimalisir risiko pendarahan. Teknik biusnya juga tidak menggunakan jarum suntik, sehingga dapat mengurangi rasa takut pada anak dan membuat anak merasa lebih nyaman.

”Metode sunat ini tidak memerlukan jahitan dan perban. Selain itu, proses sunat dengan Mahdian Klem ini relatif lebih cepat, yaitu kurang dari 7 menit. Bahkan, Mahdian Klem juga menggunakan peralatan pendukung sunat, Circumcision Kit sekali pakai dan sterilisasi, sehingga terjamin untuk mencegah terjadinya risiko penularan penyakit,” ujar Dr. Mahdian.

Lebih jauh ia menegaskan, semua komponen Mahdian Klem terbuat dari bahan material kristal bening transparan dengan sistem sekrup pengunci yang lebih kuat. Selain itu, alat ini memiliki pelindung klem yang kuat dan memiliki bentuk serta ukuran yang sesuai dengan anatomis penis anak Indonesia.

Setelah tindakan sunat, yang juga perlu diperhatikan adalah kontrol pasca sunat. Kontrol pasca sunat diperlukan agar proses pemulihan luka sunat bisa dipantau dengan baik oleh dokter. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah berbagai risiko yang mungkin terjadi, seperti pendarahan, penis bengkak, hingga infeksi pada penis.

Diimbuhkan oleh dr. Reisa Broto Asmoro, peran orang tua juga sangat penting dalam menentukan kesiapan fisik dan psikologis anak. Orang tua sebaiknya berdiskusi terlebih dahulu kapan waktu yang tepat agar anak siap untuk disunat. “Setelah tindakan, selalu dampingi anak secara psikologis dan spiritual. Lakukan juga perawatan yang tepat setelah sunat, untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah terjadinya komplikasi luka suna,” sarannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)