MIX.co.id – PT PLN (Persero) menyelenggarakan Energy Transition Day sebagai rangkaian acara G20 yang dilaksanakan di Sofitel Bali. Energy Transition Day digelar dalam rangka akselerasi dekarbonisasi di Indonesia.
Terdapat dua agenda dalam acara ini, yakni penandatanganan MoU Penyediaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Kerja sama Renewable Energy Certificate (REC) antara PLN dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen signifikan dalam mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
PT Mitra Murni Perkasa (MMP) selaku anak usaha MMS Group Indonesia (MMSGI) turut berpartisipasi dalam rangkaian acara G20 tersebut, dengan menandatangani kerja sama untuk mendukung Renewable Energy Certificate (REC) dengan PLN.
Rangkaian inisiatif MMP dalam mendukung a just and orderly transition ini merupakan salah satu agenda Net Zero Emission (NZE) Indonesia di tahun 2060.
“Pengembangan hilirisasi nikel yang memanfaatkan energi terbarukan merupakan kesempatan emas untuk pengembangan Industri Baterai Nasional khususnya dalam mendukung industri kendaraan listrik,” ujar Achmad Zuhraidi selaku Perwakilan MMP dalam rilis yang diterima redaksi pada Selasa (8/11), di Jakarta.
Dalam mewujudkan pengembangan hilirisasi nasional, MMP direncanakan untuk menggunakan 140 MVA listrik PLN, di mana 50% nya akan dipenuhi dari sumber energi terbarukan.
Saat ini MMP sedang mengembangkan fasilitas smelter nikel kelas-1 di Balikpapan, Kalimantan Timur yang menghasilkan 27,800 ton/tahun nickel matte dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF).
Nickel matte merupakan salah satu bahan baku utama produksi baterai untuk kendaraan listrik dan media penyimpanan energi (ESS) yang banyak digunakan pada pembangkit listrik tenaga baru terbarukan.
Pembangunan smelter nikel kelas-1 ini merupakan wujud nyata MMSGI melalui MMP untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem industri energi hijau dan hilirisasi mineral di Indonesia.
MMP merupakan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) smelter nikel pertama di Indonesia. ()