Cara Ciputra Group Mencetak Entrepreneur dari Segmen Millennials

Millennial dan entrepreneur menjadi dua hal yang tak terpisahkan. Kendati jumlah entrepreneur dari segmen milliennial masih tercatat kecil, namun aspriasi mereka untuk menjadi entreprenuer sangat besar. Hal itu ditunjukkan dari antusiasme millennials—yang kini berjumlah 84 juta orang—untuk mengikuti berbagai diskusi terkait millennial. Demikian diungkapkan Yoris Sebastian, Founder OMG Consulting sekaligus penulis buku “Generasi Langgas”, pada hari ini (30/1) di Jakarta.

“Saat ini, meski aspirasi menjadi entrepreneur sudah tinggi di segmen millennial, namun mereka masih terbatas pada passion. Padahal, untuk menjadi entrepreneur sukses, bermodal passion saja tidaklah cukup. Dibutuhkan daya tahan yang kuat, sehingga ketika mengalami masalah, jiwa entrepreneur mereka tidak kendor. Go-Jek misalnya, tentu melalui sebuah proses yang cukup untuk bisa sukses seperti sekarang. Bahkan, tim Go-Jek senantiasa melakukan inovasi untuk menjawab perkembangan di market,” Yoris menjelaskan.

Pelaku industri properti raksasa di Indonesia, Ciputra Group, pun menyadari hal itu. Pada kesempatan yang sama, Ir. Ciputra selaku Pendiri Ciputra Group mengatakan bahwa salah satu kelebihan Indonesia adalah mulai bertumbuhnya entrepreneurship. Hal itu ditunjukkan dengan hadirnya sejumlah startup yang sudah menajdi unicorn dengan nilai bisnis lebih dari US$ 1 miliar. Di antaranya, Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia.

“Sepuluh tahun lalu, tak banyak orang yang akrab dengan istilah entrepeneur. Sekarang, kata itu sudah sangat akrab, bahkan di segmen anak muda atau millennials. Kami pun percaya entrepreneur menjadi kunci utama dari keberhasilan ekonomi di di Indonesia. Dan, entrepreneur lahir karena empat faktor, yakni orangtua, lingkungan, pendidikan, dan pelatihan,” yakinnya.

Oleh karena itu, ungkap Ciputra, guna mendorong lahirnya para entrepreneur, Ciputra Group sudah menggelar berbagai pendidikan dan pelatihan entrepreneur sejak dini. “Sejak anak TK hingga perguruan tinggi, kami sudah menginspirasi sekaligus mengedukasi mereka tentang entrepreneurship. Bahkan, di Universitas Ciputra, setiap Rabu kami khusus menghadirkan kelas Entrepreneurship. Selain itu, kami juga memiliki Entrepreneurship Center di kampus Ciputra dan Inkubator Center di Ciputra World,” terang Ciputra.

Upaya lain yang dilakukan Ciputra Group dalam mendorong pertumbuhan entrepreneur di Indonesia adalah dengan menggelar program “Artpreneur Talk”. Program yang akan digelar perdana pada tahun ini, tepatnya pada 14 Februari mendatang di Ciputra Artpreneur Theater-Ciputra World, dituturkan Presiden Direktur Ciputra Artpreneur Rina Ciputra Sastrawinata, akan mengusung tema “Converting Millennials Into New Brand Lovers”.

Pada kesempatan itu, sejumlah pembicara pakar akan dihadirkan. Antara lain, Chief Marketing Officer Co-Jek Piotr Jakubowski, Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya, Founder The Goods Dept Anton Wirjono, dan Content Creator Benakribo. “Program Artpreneur Talk merupakan bentuk kepedulian Ciputra Group dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kami berencana menjadikan progarm ini menjadi acara tahunan yang mampu menghadirkan konten yang menarik, mendidik, dan beragam, yang tentu saja disesuaikan dengan topik yang hangat dan terkini. Bahkan, kami juga berencana menghadirkan workshop tentang entrepreneurship,” ujarnya.

Piotr yang akan menjadi salah satu pembicara di acara Artpreneur Talk 2018 mengatakan bahwa di era seperti sekarang, entrepreneur juga harus mampu mengkombinasikan antara online dan offline melalui bungkus teknologi. Ia mencontohkan bagaimana merek mainan Lego mampu mengkombinasikan keduanya dengan sangat apik, sehingga berujung pada kinerja bisnis yang sangat bagus. “Dari sisi online, Lego mampu menghadirkan konten yang menarik. Selanjutnya, Lego mengintegrasikannya ke offline lewat Lego Land seperti yang ada di Malaysia, yang menawarkan brand experience,” paparnya.

Langkah mengkombinasikan antara online dan offline itulah yang saat ini juga diterapkan oleh Go-Jek. Piotr mencontohkan beberapa fitur Go-Jek yang sudah mengkombinasikan keduanya, antara lain Go-Ride yang mampu merangkul lebih dari 900 ribu driver, Go-Food yang mampu menggandeng 100 ribu merek kuliner, dan Go-Pay yang telah bermitra dengan sejumlah perusahaan finansial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)