Cara Tokopedia Menginspirasi Community

Setelah mengusung tema "The Tech Kids" dan "The Movie Agent" pada program talkshow pertama dan kedua, akhir September ini (27/9), Tokopedia kembali menggelar talkshow "Ngobrol Aja Dulu #3". Kali ini, isu yang diangkat adalah "The People Changer 4.0".

Program yang digelar secara berkala setiap kuartalnya itu, mengundang sejumlah komunitas. Kali ini, pembicara yang dihadirkan adalah CEO Aruna.id Farid N. Aslam, Customer Care Manager JobStreet Riza Herlambang, dan Head of Business Tokopedia Doni Nathaniel. Tak kurang dari 100-200 peserta hadir pada talkshow "Ngobrol Aja Dulu #3".

"Program ini merupakan salah satu upaya kami untuk memberikan inspirasi kepada para pelaku industri terkait dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi Tokopedia menjadi Super Apps System dan melakukan pemerataan ekonomi secara digitsl," ungkal Doni.

Pada kesempatan yang sama, Farid memaparkan bagaimana Aruna.id membantu para nelayan di Indonesia meningkatkan skala ekonominya melalui platform Aruna.id. "Tantangan yang kami hadapi adalah infrastruktur internet yang belum memadai dan nelayan yang masih belum 'melek' teknologi karena usianya yang sudah tua," katanya.

Farid bercerita, awalnya tim Aruna.id juga gagal mengajak masyarakat nelayan di daerah untuk menggunakan plarform Aruna.id. "Smartphone yang kami berikan ke mereka justru dijual atau diberikan kepada anak mereka. Karena, mereka memang tidak bisa menggunakannya," ucapnya.

Akhirnya, diputuskanlah menggandeng anak-anak muda berusia 20-30 tahun yang memang "melek" teknologi untuk menjadi Local Hero. Mereka diedukasi cara penggunaan platform aplikasi Aruna.id untuk menjadi pendamping sekaligus manajer kelompok nelayan di daerahnya.

"Saat ini, sudah ada 3.300 nelayan di seluruh Indonesia yang telah tergabung di Aruna.id. Mereka berhasil meningkatkan pendapatan mereka melalui platform Aruna.id dan mampu menembus perusahaan dan restoran premium, baik di dalam maupun luar negeri, tanpa melalui tangan tengkulak. Transaksi mereka di Aruna.id ada yang mencapai Rp 700 juta per bulan. Sementara itu, gaji nelayannya bisa mencapai Rp 15 juta per bulan. Ini karena ikan tangkapan yang mereka jual memang jenis premium," jelas Farid.

Sementara itu, di talkshow "Ngobrol Aja Dulu #3", Riza berbagi pengalaman tentang terjadinya peningkatan kebutuhan pencari kerja seiring dengan perkembangan industri digital di Indonesia. "Jenis pekerjaan yang dicari pun bergeser. Meski Top 3 masih profesi sales, marketing, dan business development yang dicari, namun profesi software developer sudah memasuki peringkat keempat yang paling dibutuhkan," katanya.

Bahkan, menurut Riza, profesi dengan spesialisasi seperti content creator, digital marketing, dan scientist makin bertumbuh. "Termasuk industri manufaktur seperti perusahaan farmasi misalnya, membutuhkan dan mencari talenta untuk menangani digital marketing maupun mengolah data," tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)