Keempat, kategori Young Sociopreneur Leader, yang diitujukan untuk para founder atau co-founder lembaga social enterprise (minimal sudah beroperasi dua tahun) yang aktif berperan sebagai eksekutif level-C (sebagai CEO, COO, CIO/CTO, CMO, atau posisi level-C lainnya).
“Program IYBLA 2022 telah digelar sejak Desember 2021 hingga 31 Maret 2022 dan diikuti oleh 170 peserta. Itu artinya, mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 100 peserta. Dari 170 peserta tersebut, ada 33 peserta yang telah berhasil menjadi pemenang. Untuk kategori Business Function Leader, Business Entity Leader, dan Entrepreneur Leader, masing-masing ada 10 pemenang. Sedangkan kategori Sociopreneur Leader, ada tiga pemenang,” ujarnya.
Sebagai acara puncak, digelar program webinar dan virtual awarding ceremony, pada 27 April 2022. Mengusung tema “Developing Great Young Busienss Leaders for Stronger Indonesia”, webinar kali ini menghadirkan deretan best young leaders Antara lain, Bryan Gunawan (VP of People Lemonilo), Ryan Alfian Noor (Direktur Utama Migas Hulu Jabar ONWJ), Arief Rifqi Putranto (Kepala Kantor Daerah Blitar PT Telkom Indoensia (Persero) Tbk.), Sudianto Oei (CEO & Founder PT Hipernet Indodata), Gufron Syarif (CEO HAUS), dan Triyono (CEO Difa Lintas Transindo/Difabike). Selain itu, hadir juga sejumlah pembicara kunci seperti Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PT PLN (Persero) Yusuf Didi Setiarto, Direktur Digital dan Teknologi Informasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Arga M. Nugraha, dan Chief of Training Officer Dunamis Organization Services Tommy Sudjarwadi.
Pada kesempatan webinar tersebut, Yusuf menerangkan, “Di Kementerian BUMN ada lima prioritas, yakni nilai ekonomi sosial untuk Indonesia, bagaimana menciptakan inovasi dari modal bisnis yang ada, kepemimpinan teknologi, bagaimana meningkatkan nilai investasi, dan pengembangan talenta, dalam hal ini bagaimana mengembangan SDM berkualitas untuk Indonesia dengan profesionalitas dan tata kelola yang baik dan sistem seleksi yang dapat dipertanggungjawabkan.”
Diakuinya, PLN banyak mengalami tantangan menuju era yang lebih hijau atau green economy. Oleh karena itu, PLN harus berpikir keras untuk merespon situasi itu. Apalagi, saat ini pembangkit di Indonesia mayoritas berasal dari energi fosil, yang notabene tidak sejalan dengan green economy atau green vision.
“Untuk itu, PLN menyiapkan generasi mendatang yang dapat menjalankan visi-misi baru, menjadi ‘lebih hijau’ di masa yang akan datang. PLN telah menjalankan program pembentukan insan-insan PLN, yang melalui proses penyaringan yang terukur dan terstruktur maupun objektif. Harapannya, dari hasil proses akuisisi talenta ini akan muncul bibit- bibit pemimpin untuk PLN, termasuk untuk BUMN,” terang Yusuf.
Sementara itu, diungkapkan Tommy Sudjarwadi, Managing Partner Dunamis, yang juga mewakili para dewan juri, “Kami sepakat program hasil kolaborasi antara SWA, PLN, dan BUMN Muda ini adalah counterculture, yakni sebuah gerakan yang bertentangan dengan mainstream. Kerja sama ini adalah oase yang luar biasa, di tengah stigma milenial, yang dikenal manja, tidak fokus, dan mudah pindah kerja. Inisiatif ini mampu mengimbangi stigma negatif milenial. Artinya, di balik stigma negatif, ada prestasi yang luar biasa dari milenial.”
Lebih jauh Tommy menerangkan, dari program tahun kedua ini, porsi milenial perempuan dan pria seimbang dan mampu menjadi pemimpin. Banyak juga pemimpin lokal yang mampu memecahkan masalah lokal dan sama hebatnya dengan global. “Tahun ini, kami juga melihat mulai ada fokus-fokus yang menarik. Para pemimpin bukan hanya profesional dalam meniti karir, tapi ada juga pengusaha yang memulai bisnisnya dari kecil hingga menggurita. Bahkan, ada pemimpin yang membangun usaha berbasis sosial,” ucapnya.
Dari sisi karir, diakui Tommy, ada beberapa jalur yang mereka pilih. Pertama, para pemimpin yang berkembang karena belajar sendiri. Kedua, ada yang cemeralang berkat formal education. Ketiga, ada juga pemimpin yang tumbuh dari komunitas. Terakhir, ada pemimpin yang tumbuh melalui mentoring dan coaching dari para senior.
Selanjutnya, ia menerangkan ada tiga tren kepemimpinan yang berhasil disimpulkan dari program ini. Pertama, dealing with diversity, yakni bagaimana pemimpin berkaitan dengan kebhinekaan. Kedua, frequent communication, pemimpin ke depan diharapkan dapat membangun komunikasi yang lebih intens, karena zamannya orang ingin cepat direspon. Ketiga, ongoing innovation, pemimpin yang terus menerus menghadirkan inovasi.
Pada kesempatan yang sama, Arga M. Nugraha selaku Sekretaris Umum BUMN Muda, yang juga Direktur Jaringan dan Layanan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., “Di BRI, milenial sudah jadi mayoritas, yakni mencapai 83%. Kami juga memberikan porsi yang lebih besar bagi milenial. Kami punya berbagai inisiatif untuk milenial. Antara lain, inisiatif BYLI (BRILianN Young Leader indonesia). BRIlian adalah sebutan untuk para pekerja di BRI. Kami memberikan empowerment kepada mereka untuk menduduki posisi lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat.”
...