COLDPLAY: MENAVIGASI DUNIA BRANDING DALAM MUSIK - SEBUAH PERTUNJUKAN KEBERHASILAN?

Di era di mana media dan hiburan bergerak dengan kecepatan kilat, mempertahankan relevansi merek menjadi tantangan yang sulit. Coldplay, band rock Britania yang telah menjual 55 juta album, tidak terkecuali.

Coldplay, sebuah band rock asal Inggris yang telah menjual 55 juta album dalam karir mereka, menunjukkan bagaimana pentingnya pengelolaan merek sepanjang waktu. Pada luncuran album kelima mereka, Mylo Xyloto, Chris Martin, sang vokalis utama, memperhatikan bagaimana mereka harus agresif dalam pendekatan perilisan album ini.

Ini menunjukkan pemahaman bahwa reputasi dan keberhasilan masa lalu tidak menjamin kesuksesan di masa mendatang. Dengan pendekatan agresif pada perilisan album Mylo Xyloto, band ini berusaha mengatasi perubahan selera penggemar dan cepatnya perubahan media.

Namun, pertanyaannya adalah apakah strategi ini menunjukkan keberhasilan dalam mengelola merek sepanjang waktu, atau justru menunjukkan keterlaluan dalam upaya mencari perhatian?

Konsep ini sangat penting dalam pengelolaan merek. Merek harus selalu berevolusi dan beradaptasi dengan perubahan kecepatan media dan hiburan, serta selera dan harapan penggemar. Jika tidak, merek bisa terlihat usang dan ketinggalan zaman, berpotensi mengalami penurunan dalam popularitas dan penjualan.

Ketika Martin mengatakan bahwa "dengan setiap album Anda harus berpikir seperti tindakan baru," dia merujuk pada kenyataan bahwa Coldplay tidak bisa hanya mengandalkan sukses album mereka sebelumnya, tetapi harus mencoba dan mempromosikan setiap album baru seolah-olah ini adalah usaha pertama mereka. Ini berarti mereka harus selalu berinovasi, mencari cara baru untuk menarik perhatian dan membangun antusiasme.

Strategi promosi Coldplay untuk Mylo Xyloto menunjukkan pemahaman ini. Band tersebut membuat 60 penampilan berbagai jenis sepanjang tahun 2011 untuk membantu mempromosikan album, termasuk pemotretan video di Afrika Selatan, pertunjukan peluncuran langsung yang disiarkan oleh Amex Unstaged di Madrid, dan lainnya. Mereka juga menciptakan kampanye viral untuk menghasilkan minat dan keterlibatan penggemar.

Coldplay juga memperhatikan pentingnya pengalaman langsung dalam membangun koneksi dengan penggemar. Sebagai bagian dari tur dunia mereka, mereka memberikan setiap penonton konser gelang Xyloband yang berkedip dan berubah warna untuk lagu yang berbeda. Ini menunjukkan pemahaman tentang betapa pentingnya menciptakan pengalaman yang imersif dan mengesankan untuk penggemar.

Namun, pendekatan agresif ini terhadap pengelolaan merek juga memiliki risiko. Terlalu banyak promosi atau terlalu banyak inovasi dapat mengalihkan fokus dari musik itu sendiri dan dapat membuat beberapa penggemar merasa jenuh atau putus asa. Selain itu, terlalu sering merubah citra atau suara band dapat membuat kehilangan identitas merek yang kohesif dan dapat menciptakan kebingungan di antara penggemar tentang apa yang diwakili oleh band tersebut.

Oleh karena itu, pengelolaan merek sepanjang waktu memerlukan keseimbangan antara mempertahankan elemen merek yang mengidentifikasi dan membedakan, sambil terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan selera dan harapan penggemar. Ini adalah tantangan yang dihadapi oleh semua merek, dan Coldplay adalah contoh bagus dari band yang telah berhasil menavigasi tantangan ini.

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)