Tak bisa dipungkiri, minat konsumen terhadap pasar tradisional semakin tergerus oleh agresifitas pasar modern. Maklum saja, pasar modern menawarkan cara berbelanja yang lebih nyaman dan “lebih gaya” ketimbang pasar-pasar becek yang semakin kehilangan pamornya. Padahal di masa lalu, pasar tradisional adalah pusat dari pergerakan ekonomi di sebuah wilayah. Dan sampai saat ini, menurut data Yayasan Danamon Peduli, pasar rakyat masih menyediakan lapangan pekerjaan bagi lebih dari 100 juta jiwa rakyat dan menyediakan lebih dari 60% kebutuhan masyarakat.
Berangkat dari fakta dan keprihatian tersebut, awal pekan ini Yayasan Danamon Peduli (Danamon Peduli) meluncurkan kampanye nasional bertajuk “Jelajah Pasar Rakyat Nusantara”. Kampanye nasional pertama ini ditandai dengan kembali digelarnya Festival Pasar Rakyat di Pasar Rau, Kota Serang Banten yang mendapat dukungan pemerintah daerah setempat. “Ini merupakan satu-satunya gerakan yang khusus mendukung dan mempromosikan pasar rakyat di Indonesia. Melalui Festival Pasar Rakyat, kami ingin menyerukan dan mendorong masyarakat untuk tetap setiap berbelanja di pasar rakyat,” jelas Restu Pratiwi, Ketua dan Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli.
Dalam kegiatan Festival Pasar Rakyat itu, Danamon Peduli menyerahkan bantuan 1 (satu) buah gerobak motor sampah, 15 (lima belas) buah tempat sampah, 55 (lima puluh lima) pohon Pucuk Merah sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan pasar dan dukungan perbaikan kualitas kesehatan di lingkungan di Pasar Rau. Berbagai kegiatan lainnya digelar antara lain lomba melukis tong sampah untuk pelajar, edukasi rakyat dan bazaar untuk pengusaha mikro lokal, lomba memasak yang melibatkan komunitas pedagang nasi goreng, dan panggung hiburan. Untuk menyemarakkan acara, Danamon Peduli menghadirkan Zidan, Junior Master Chef Indonesia berusia 14 tahun bersama Pemerhati Kuliner, Arie Parikesit, sebagai relawan khusus membahas warisan kuliner. Lebih lanjut Restu menjelaskan, kampanye nasional pasar rakyat tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan untuk menyebarluaskan pesan sosial bahwa pasar adalah salah satu ruang publik tempat interaksi sosial tertua di Indonesia yang harus terus kita kembangkan dan jaga keberadaannya.
Tak hanya dalam hal perbaikan fisik, Restu berharap pemerintah, swasta dan masyarakat lebih bersimpati dan mendukung perbaikan pasar rakyat termasuk dalam hal manajemen, peningkatan kapasitas pedagang dan promosi. Melalui dukungan yang terintegrasi dari berbagai pihak, Restu menyatakan keyakinannya bahwa pasar rakyat ke depan akan menjadi pilihan tempat rekreasi, tujuan wisata dan tempat perbelanjaan yang mampu memanjakan pengunjungnya tidak kalah dengan pasar modern.
Untuk tahun 2015, Danamon dan anak perusahaannya --melalui Danamon Peduli-- telah berkomitmen mengalokasikan dana lebih dari Rp 7 miliar pada program dan kegiatan yang berkaitan dengan pasar dimana jaringan kantor Danamon dan Adira berada. Visi Danamon Peduli dalam mengembangkan pasar rakyat di Indonesia ini, tambah Stenly Oktavianus, National Sales & Distribution Head Danamon Simpan Pinjam, sejalan dengan fokus bisnis lini usaha Danamon melalui Danamon Simpan Pinjam yang bergerak di sektor pembiayaan usaha mikro terutama yang beroperasi di lingkungan pasar. Menurut Stenly, selama lebih dari 11 tahun, Danamon Simpan Pinjam telah mengucurkan lebih dari Rp 85 triliun pinjaman modal bagi para pedagang pasar dan bantuan bagi pasar-pasar rakyat di berbagai kota di Indonesia. “Kehadiran para account officer Danamon Simpan Pinjam semakin mendekatkan Danamon kepada para pedagang dan komunitas yang setia menjadi mitra bisnis kami,” tambahnya.