Danone-Aqua dan Pemkab Lamongan Resmikan TPST Samtaku

Danone-Aqua bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, Jawa Timur meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku) Lamongan. Peresmian ini merupakan elaborasi dari komitmen Danone-Aqua mendukung pemerintah menurunkan limbah plastik yang masuk ke laut melalui kampanye #BijakBerplastik.

Direktur Sustainable Development Danone-Aqua Karyanto Wibowo mengatakan, TPST Lamongan yang didirikan di atas lahan seluas 5.500 meterpersegi bisa terwujud karena adanya dukungan dari pemerintah setempat. TPST melayani 15.000 rumah tangga dan mampu menampung hingga 60 ton sampah per hari sehingga menjadikannya sebagai TPST terbesar di Jawa Timur.

“TPST ini bukan hanya sekedar aspek layanan, tapi juga edukasi masyarakat bagaimana melakukan pemilahan sampah dari rumah, kemudian bagaimaan proses pengangkutan dari rumah dan TPS sampai ke TPST,” ujar Karyanto dalam rilis yang disampaikan ke redaksi, Rabu (25/11) di Jakarta.

TPST Lamongan dikelola dengan profesional menggunakan fasilitas mekanis dan ada aktifitas terkait dengan pemilahan . Jadi diharapkan sampah yang masuk akan dipilah dengan baik sesuai dengan jenisnya. “Karyawan yang meliputi jaringan pengepul, logistik, yang di sini juga kami berikan fasilitas keselamatan dan keamanan kerja termasuk fasilitas BPJS,” jelasnya lagi.

TPST Samtaku Lamongan berlokasi di Desa Banjarmendalan, Kabupaten Lamongan, tepat di pesisir pantai utara Provinsi Jawa Timur. Lokasinya strategis untuk meminimalisasi sampah yang masuk ke laut. Pendirian TPST Lamongan ini adalah atas kerja sama Pemerintah Kabupaten Lamongan dengan Danone-AQUA serta Dompet Dhuafa dan juga PT Reciki Solusi Indonesia.

Sementara Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar menyampaikan, pendirian TPST Lamongan merupakan wujud dari upaya untuk meningkatkan kapasitas sirkular ekonomi dalam kapasitas meningkatkan supply chain. Untuk industri plastik dengan kondisi sekarang, setidaknya dibutuhkan pertumbuhan supply chain rata-rata 7 persen setahun dari collecting.

“Dalam roadmap yang kita buat, untuk semuanya bahan baku plastik bisa dipenuhi dari dalam negeri itu baru di tahun 2026. Itu pun dengan asumsi, setiap tahun kita tumbuh 12 persen untuk collecting system bahan baku dari sampah plastik,” ujar Novrizal.

Dia berharap, kehadiran TPST Lamongan bisa mewujudkan less TPA dan less landfill nantinya. “Mudah-mudahan bisa maksimalkan dan bisa 90 persen kita selesaikan masalah sampah kita di TPST sehingga tinggal residunya 10 persen yang kita dorong ke TPA,” tukasnya.

“Reduksi ini diperlukan untuk mewujudkan ambisi Lamongan menjadi kabupaten/kota pertama di Indonesia yang menutup TPA dari timbunan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga tanpa melalui proses pengolahan,” timpal Bupati Lamongan H Fadeli. ()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)